Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Ha-ha, negeri kita ini doyan politik-politikan. Diawali Pemilu Legislatif (PIleg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) pada 2014. Kemudian, disusul Pilkada Serentak 2015 di 204 daerah; Pilkada Serentak 2016 di 100 daerah; Pilkada Serentak 2017 di 101 daerah; Pilkada Serentak 2018 di 118 daerah dan Pilkada Serentak 2019 di 52 daerah. Lalu, kembali Pileg dan Pilpres Serentak pada 2019.
Tiada tahun tanpa peristiwa politik. Tahun depan, 2020, ada 270 Pilkada Seretak di seluruh tanah air. Termasuk di Sumatera Utara (Sumut) akan menggelar 23 Pilkada kabupaten/kota.
Di antaranya akan memilih Walikota Medan, Binjai, Sibolga, Tanjungbalai, Gunungsitoli dan Pematang Siantar. Lalu, pemilihan Bupati Tapanuli Selatan, Serdang Bedagai, Toba Samosir, Labuhanbatu, Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, Asahan, Mandailing Natal, Samosir, Karo, Nias,
Nias Selatan, Simalungun, Labuhanbatu Selatan, Labuhanbatu Utara, Nias Utara dan Nias Barat
Mengenai siapa yang akan diusung, partai politik umumnya melakukan survei mengenai elektabilitas dan akseptabilitas mereka di tengah masyarakat. Tentu saja oleh lembaga survei yang independen.
Namun ada fenomena bahwa semua parpol hanya menunggu para balon kepala daerah mendaftar. Tak cuma pasif, tapi seolah menunggu sesuatu pula. Siapapun yang mendaftar, entah figur yang biasa-biasa saja atau bagaimanapun, ya, diterima. Lalu, itu tadi: kemudian ditentukan melalui survei.
Mengapa parpol tidak berusaha mencari kandidat yang ideal? Misalnya, mencari tokoh yang mempunyai gagasan gemilang, yang penuh inovasi dan terobosan serta berpikir out of the box?
Saya teringat betapa klub-klub besar sepakbola di Eropa punya tim talent scouting untuk memantau bocah-bocah ajaib yang lihai bermain bola di berbagai belahan dunia.
Contohnya, Lionel Messi, pemain terbaik dunia asal Argentina yang kini bermain di Barcelona, Spanyol, direkrut semasih bocah ingusan ketika diboyong ke Katalunia. Di akademi sepak bola Barcelona, bakat Messi digodok, lalu jadilah Messi, pemain terbaik dunia dengan gaji dan prestasi menjulang.
Saya kira talent scout tidak hanya lumrah di industri sepak bola, musik, film, serta apa salahnya, juga untuk para balon kepala daerah? Para pemimpin parpol di Sumut, jangan cuma menunggu, dong. Terjunlah ke lapangan, dan temukan figur yang cemerlang.