Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisdaily.com - Medan. Tim Pengabdian Masyarakat bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Fakultas Kedokteran USU, menggelar acara program promotif dan preventif tingkat pengetahuan infeksi berat di Kecamatan Medan Barat.
dr Putri Amelia MKed (Ped) SpA dari Fakultas Kedokteran (FK) USU kepada medanbisnisdaily.com, mengatakan, kegiatan ini rutin dilaksanakan oleh FK USU. Dalam penyuluhan kali ini, pihaknya fokus melakukan usaha preventif untuk mencegah kejang dan demam pada anak.
Dijelaskan Putri Amelia, kejang dan demam sering dialami anak yang membuat orang tua panik, sehingga langsung melarikan anak ke rumah sakit, sampai-sampai lupa membawa sandal dan sepatu. Karena itu, pihaknya ingin memberikan pengetahuan terkait pertolongan pertama di rumah, jika terjadi kejang dan demam pada anak, apalagi sering terjadinya pada malam hari.
"Kita bekerja sama dengan Kelurahan Kesawan Kecamatan Medan Barat, Kota Medan yang jumlah anaknya banyak, sehingga rentan terjadi demam tinggi dan kejang," ujarnya saat bertemu dengan medanbisnisdaily.com di Kantor Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat, Minggu (30/06/2019).
Di kalangan masyarakat awam, lanjutnya, kejang dan demam sering dikaitkan dengan step, padahal jelas berbeda. Kejang sering diawali dengan demam yang tinggi, sementara step sering dialami anak yang lebih besar, biasanya tidak didahului demam.
"Tetapi jika kejang dan demam tinggi kerap terjadi, dalam setahun bisa lebih empat kali atau sehari bisa lebih dua kali dan waktunya lama, kemungkinan setelah anak besar dapat mengarah kepada epilepsi. Karena itu kejang dan demam harus segera diatasi serta dicegah," katanya.
Dikatakannya, kejang ini bukanlah penyakit, namun lebih mengarah kepada manisfestasi dari penyakit. "Karena itu yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah, mencari tahu penyebab demam itu sendiri, misalnya anak mengalami batuk-batuk, muntah mencret sehingga kurang cairan. Nah, ini dapat menyebabkan demam. Jadi, itu yang harus kita atasi. Untuk pertolongan pertama adalah memberikan obat demam, agar demamnya tidak sampai tinggi," ungkapnya.
dr Putri menambahkan, dalam penyuluhan ini, pihaknya memberikan pengetahuan kepada warga bagaimana penanganan demam dan tindakan pertolongan pertama kepada anak.
"Lebih baik lagi menggunakan thermometer untuk memastikan suhu tubuhnya, karena terkadang saat dirasakan suhu tubuhnya menggunakan tangan kita tidak terasa panas tetapi disaat menggunakan thermometer malah suhu badannya tinggi, begitu sebaliknya. Jadi bisa langsung kasih obat demam, agar tidak terjadi kejang," jelasnya.
Yang patut dikhawatirkan jika terjadi kejang, kata dr Putri, jika lidahnya tergigit atau lehernya tertekuk jika terjadi kejang dan demam tinggi, hal ini harus diamankan jangan sampai terjadi dan harus segera disadarkan.
"Bisa juga dibantu dengan dikompres, dan kita buat agar anak tetap sadar serta menangis. Jika menangis kita bisa tenang. Inilah ciri-ciri kejang, yakni demam, kejang kemudian sadar. Jika terjadi kejang dan akhirnya tidak sadarkan diri, ini harus dikhawatirkan, karena penyebabnya ada infeksi di otaknya," imbuhnya.
Dalam penanganannya, kata dr Putri, juga berat, meskipun sembuh tetapi sesudah si anak besar akan mengalami daya tangkap kurang karena masih ada sisa-sisa kelainan neorologis. Dan ini tidak bisa dipungkiri," tegasnya.
Lebih lanjut dikatakannya, penyebab kejang ini faktornya bisa terkena dari riwayat keturunan. "Biasanya yang rentan terkena adalah anak usia 6 bulan-5 tahun. Bayi yang baru lahir jika tidak menangis juga patut dicurigai, sebab oksigen tidak mengalir ke otak sehingga rentan terkena kejang dan demam," tukasnya.
Lurah Kesawan Kecamatan Medan Barat, Maswan Harahap mengapresiasi penyuluhan dari FK USU ini, karena telah diberikan penyuluhan serta pemahaman tentang penanganan pertama jika terjadi kejang dan demam pada anak.
Ia berharap agar FK USU sering menggelar penyuluhan serta berkelanjutan agar masyarakat dapat lebih memahami terkait gejala-gejala penyakit. "Selama ini masyarakat awam; jika anggota keluarga ada yang meninggal secara mendadak, selalu mengaitkan dengan sakit jantung atau magis. Padahal, tidak selalu benar arahnya kesana. Karena itu, pengetahuan-pengetahuan terkait medis sangat diperlukan agar masyarakat lebih memahami," ujarnya.
Adapun, kata Maswan, yang hadir dalam penyuluhan tersebut, sedikitnya 30 orang, yakni kader PKK, Kepala lingkungan dan masyarakat Kelurahan Kesawan Kecamatan Medan Barat.
Sementara itu, Ketua PKK Kelurahan Kesawan Kecamatan Medan Barat, Riri Firzan Putri juga mengapresiasi kegiatan tersebut.
"Selama ini banyak masyarakat yang belum begitu faham, meski sudah tinggal di kota besar. Selama ini kita langsung panik dan buru-buru membawa anak ke rumah sakit, padahal masih bisa diatasi sendiri," ungkapnya.
Pihaknya juga berterima kasih karena telah diajarkan pengetahuan tentang menanam tanaman toga (apotik hidup), seperti bunga raya (kembang sepatu), tanaman kunyit, dan sebagainya. "Dan ini dianjurkan dilingkungan masing-masing. Selain bermanfaat sebagai tanaman toga juga bermanfaat mempercantik pekarangan rumah serta penghijauan," katanya.