Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Defisit neraca perdagangan Sumatra Utara (Sumut) dengan 5 negara mitra utama terus membengkak. Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut mencatat, periode Januari-Mei 2019 nilainya naik menjadi US$ 544,821 juta dari Januari-April 2019 senilai US$ 501,078 juta.
Secara rinci, kerugian Sumut terbesar dengan Singapura senilai US$ 158,778 juta, di mana ekspor Sumut hanya US$ 41,815 juta, sedangkan impornya senilai US$ 200,593 juta. Kemudian dengan Malaysia senilai US$ 123,403 juta, di mana ekspor Sumut US$ 75,562 juta dan impor di periode yang sama US$ 198,964 juta.
"Sumut juga defisit berdagang dengan Cina senilai US$ 96,132 juta. Di mana ekspor Sumut ke negara tersebut hanya US$ 402,884 juta sedangkan impornya di periode yang sama mencapai US$ 499,025 juta," kata Kepala BPS Sumut, Syech Suhaimi, Selasa (2/7/2019).
Pada Januari-Mei 2019, neraca perdagangan Sumut dengan Argentina juga defisit. Sumut merugi hingga US$ 85,622 juta. Karena impor Sumut dari negara tersebut mencapai US$ 89,592 juta sementara ekspor hanya US$ 3,970 juta.
Negara mitra utama selanjutnya yang membuat Sumut tekor adalah Australia senilai US$ 80,886 juta, dimana ekspornya US$ 40,952 juta sementara impor mencapai US$ 121,838 juta.
Dikatakannya, defisit neraca perdagangan yang kian membengkak ditengarai tingginya tingginya ketergantungan Sumut terhadap produk-produk dari luar. Tentunya ini menjadi PR besar apalagi produk-produk itu bukan hanya barang modal dan bahan baku penolong, tapi ada juga barang konsumsi.