Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (Sumut) memastikan, sebanyak 48% jemaah haji asal Provinsi Sumatra Utara (Sumut) memiliki risiko tinggi (Risti).
Plt Kepala Dinas Kesehatan Sumut melalui Kepala Seksi Survailens dan Imunisasi, Suhadi, menyampaikan, golongan Risti tersebut yakni dengan golongan lanjut usia (60 tahun keatas), dan yang memiliki riwayat penyakit. "Pada tahun ini untuk yang Risti ada 48% dan Non Risti 52%," ungkapnya kepada wartawan, Kamis (4/7/2019).
Lebih lanjut, Suhadi menjelaskan, pada tahun 2019 ini, jumlah embarkasi jamaah haji asal Sumut terdapat 22 kloter yang terdiri dari 8.446 orang. Dari jumlah tersebut, diantaranya sebanyak 8.356 orang merupakan jemaah haji, dan sisanya merupakan para petugas. "Jadi dari jumlah itu, sebanyak 20,5%-nya merupakan Risti karena usia. Sedangkan 27,6% lainnya ialah Risti karena memiliki riwayat penyakit," jelasnya.
Oleh karena banyaknya jumlah jemaah haji yang beresiko tinggi tersebut, pihak penyelenggara haji, lanjut Suhadi, telah melakukan tiga kali pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan pertama, ujar dia, dilakukan dua tahun sebelum keberangkatan, pemeriksaan kedua dilakukan ditahun keberangkatan, dan pemeriksaan ketiga dilakukan pada saat akan berangkat ke tanah suci.
"Untuk penyakit yang paling dominan diderita jemaah Resti ini berupa hipertensi, Diabetes Melitus (DM) maupun jantung. Jadi mereka nanti akan terus dibina kesehatannya," terangnya.
Sementara itu, untuk vaksin meningitis, Suhadi mengaku semua jemaah saat ini telah tervaksinasi. Ia menyebutkan, dari sebanyak 9.357 vaksin yang diterima dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), 8.449 nya telah terpakai. "Vaksin telah diberikan kepada semua jemaah dan para petugas yang berangkat, kecuali terhadap jemaah haji yang dalam kurun waktu dua tahun ini baru melangsungkan umroh," ujarnya.
Kendati begitu, untuk MERS-CoV, Suhadi mengaku vaksinnya sampai saat ini belum ada. Karenanya ia mengimbau, selama di tanah suci para jemaah agar dapat menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat. "Terutama juga jangan mendekati, berfoto atau juga minum susu unta. Karena sumber penularannya berasal dari unta," pungkasnya.