Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Sepsis atau infeksi berat yang dialami pasien di Indonesia maupun dunia, relatif tinggi, sehingga derita yang dialami sejumlah pasien menjadi momok yang menakutkan.
Hal itu dikemukakan dr Bastian Lubis MKed (An) SpAn KIC dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) dalam penyuluhan lanjutan Program Promotif dan Preventif Tingkat Pengetahuan Infeksi Berat oleh Tim Pengabdian Masyarakat USU bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) di Aula Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat, Kota Medan, Jumat (5/7/2019).
Dikatakan dr Bastian Lubis, data dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), angka pasien terkena sepsis yang menyebabkan kematian mencapai 60%. Namun untuk di kota Medan, data tersebut belum ada, tetapi dr Bastian menyakini datanya juga pasti tinggi.
"Rata-rata pasien yang datang ke rumah sakit sudah infeksi berat, sehingga susah ditolong," ujar dr Bastian kepada medanbisnisdaily.com. Dia berharap, dengan adanya penyuluhan pencegahan, masyarakat menjadi tahu bila ada pasien terkena infeksi berat, segera berobat dan cepat ditangani, agar dapat mencegah angka kematian yang lebih besar.
Sepsis, katanya, dapat terkena pada siapa saja, tanpa memandang golongan darah, ras dan umur. Faktor genetik juga bisa terkena. Oleh karenanya diperlukan deteksi dini, sehingga penanganan sepsis yang cepat menyerang organ tubuh, seperti paru-paru, otak, pencernaan dan organ lainnya cepat diatasi.
Penyebab septis ada tiga faktor, yakni daya tahan tubuh, lingkungan serta dari kuman di sekitarnya. Namun, jika terkena dari segi kuman, tetapi daya tahan tubuhnya bagus, maka tidak akan terkena, begitu juga jika lingkungan di sekitarnya juga baik.
"Untuk gejala awal juga ada tiga, yakni penurunan kesadaran, tensinya turun dan pernapasannya cepat. Dua saja terkena dari tiga faktor ini sudah bisa masuk ke dalam ciri-ciri terkena sepsis. Jadi, harus cepat ditangani," imbaunya.
Untuk pertolongan pertama yang dapat dilakukan masyarakat, adalah segera membawa pasien ke RS terdekat, karena yang diberikan adalah obat antibiotik dan pemberian cairan (suntik), sebagai pemutus rantai infeksi berat ini.
"Selama saya menjadi dokter di rumah sakit pemerintah, sering menemukan kasus tersebut yang menyebabkan angka kematian yang tinggi, sehingga saya berharap hal ini menjadi perhatian pemerintah agar dapat dicegah dengan cara memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakati," katanya.
Lurah Kesawan, Kecamatan Medan Barat, Maswan Harahap mengapresiasi penyuluhan yang dilakukan dr Bastian Lubis terkait infeksi berat yang dialami pasien. Ia berharap, para dokter dari FK USU memberikan penyuluhan berkelanjutan. "Masyarakat jadi mengetahui bahwa infeksi berat menyebabkan angka kematian yang tinggi, sehingga dapat dicegah dengan cara deteksi dini," ujarnya.
Hadir dalam penyuluhan tersebut sekitas 30 orang kader PKK, kepala lingkungan dan masyarakat Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat.