Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kabupaten Asahan merupakan satu dari sekian banyak daerah di wilayah Indonesia yang serius dalam menekan angka kanker serviks bagi wanita.
Kepala Dinas Kesehatan Asahan, dr Aris Yudhariansyah mengatakan, bahkan untuk progres Tes IVA (inspeksi visual asam asetat) telah mencapai angka di kisaran 80%.
"Kita memang serius menekan kanker serviks di Kabupaten Asahan. Bahkan berdasarkan data di tahun 2019 ini, dari 125.940 orang warga, hanya terdapat 2 orang yang menderita kanker serviks," ungkapnya kepada wartawan, di Medan, Minggu (7/7/2019).
Karenanya, lanjut Aris, Asahan juga pernah mendapatkan penghargaan terbaik se-Indonesia untuk pelaksanaan Tes IVA ini. Penghargaan itu, kata Aris, mereka dapatkan pada tahun 2017.
"Sejak itu angka kanker serviks di Asahan dapat terus diminimalisir karena sudah dapat di deteksi," jelasnya.
Namun, Aris mengaku, jika pihaknya tidak hanya serius dalam hal menanggulangi kanker serviks saja. Melainkan, lanjut dia, pihaknya juga konsen dalam mendorong penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta implementasi Perda Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Asahan.
Malah untuk PHBS, tutur Aris, pada tahun 2019 ini Kabupaten Asahan telah memastikan keluar sebagai juara dua tingkat nasional. Begitu pula untuk implementasi Perda KTR, Asahan dipastikan akan mendapatkan Piagam Paramesti, sebagai daerah yang menjalankan Perda tersebut.
"Jadi dengan ini, tingkat kesehatan warga Asahan sedikit demi sedikit dapat diangkat ke arah yang lebih baik. Tanggal 11 ini penghargaan itu diberikan oleh menteri kesehatan," terangnya.
Sementara itu, disinggung tentang kasus Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), Aris menyatakan banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Antara lain stresor yang disebabkan narkoba, ekonomi, dan tekanan hidup lainnya.
"Bahkan menurut data yang diperoleh, tiga dari 10 orang itu menderita ODGJ," imbuhnya.
Disamping itu, tambah dia, 60-80% pasien rumah sakit jiwa, dikirim melalui Puskesmas. Para penderita ODGJ ini ujar dia, umumnya menderita skizofrenia dan juga waham (delusi).
"Untuk hal ini memang yang paling diperlukan adalah tindak preventif, kuratif, dan juga rehabilitatif," pungkasnya.