Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Setelah sebelumnya harga emas dunia mengalami kenaikan secara beruntun, kini justru berbalik turun. Tren penguatan dolar Amerika Serikat (AS) yang terjadi belakangan ditengarai membuat harga emas melorot karena investor lebih memilih mata uang Negeri Paman Sam tersebut.
Jika sebelumnya harga emas mengalami kenaikan yang signifikan dan sempat menyentuh US$ 1.420/troy ons, saat ini emas diperdagangkan di bawah US$ 1.400 atau tepatnya dikisaran US$ 1.394/troy ons.
Penurunan harga emas dunia turut mempengaruhi harga jual emas perhiasan. Menurut Pemilik Toko Emas Suranta di Pasar Pringgan Medan, Edi Suranta, harga emas kadar 99,99% kini Rp 634.000/gram. "Penurunannya sekitar Rp 2.000 dari kemarin yang sekitar Rp 636.000/gram. Belakangan memang ada kecenderungan menurun," katanya, Selasa (9/7/2019).
Tapi begitupun, penurunan ini masih sangat kecil. Karena harga emas yang naik beruntun pasca Lebaran, membuatnya masih mahal. Jika dihitung, masih ada kenaikan sekitar Rp 30.000 sejak Lebaran.
Tren positif harga emas terhenti setelah data ketenagakerjaan AS khususnya non farm payroll mengalami kenaikan yang sangat signifikan dan diluar ekspektasi sebelumnya. Terjadi kenaikan jumlah tenaga kerja AS diluar sektor pertanian sebesar 226.000, berbeda dari ekspektasi sebelumnya dimana ekonomi hanya akan menyerap sekitar 72.000-an tenaga kerja di luar sektor pertanian.
Realisasi data tersebut menghempaskan ekspektasi penurunan suku bunga acuan di AS dan diperkirakan tidak akan terjadi dalam waktu dekat ini.
"Itu yang mengakibatkan investor cenderung untuk memiliki dolar AS ketimbang untuk membeli emas. Daya tarik dolar AS tersebut memudar setelah sebelumnya investor cenderung mengkoleksi dolar AS seiring dengan rencana pemangkasan suku bunga acuan The Fed," kata pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin.
Begitupun, penurunan harga emas ini diperkirakan tidak akan lama. Karena ada sejumlah data penting dari AS lainnya yang bisa saja merubah ekspektasi pelaku pasar. Jadi penurunan seperti ini bukanlah final yang akan membentuk tren harga emas dalam jangka menengah panjang.
"Meski disisi lainnya masih ada kekhawatiran soal ketidakharmonisan hubungan politik sjeumlah negara di Timur Tengah yang bisa saja merubah ekspektasi ataupun perilaku pasar," kata Gunawan.