Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tanah Karo. Arus lalu lintas di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum), di seputaran Tikungan Amoy, Desa Bandar Baru, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Desa Doulu, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatra Utara, sejak Senin sore hingga Selasa siang terjadi kemacetan. Akibatnya, sejumlah harga hortikultura pun turun.
Pada sore hari di Pajak Roga Berastagi, Selasa (9/7/2019), selain mengalami penurunan harga hasil produksi pertanian petani, juga mengalami perlambatan penjualan dikarenakan permintaan pasar tidak sebanding dengan hasil panen. Hal ini disebabkan barang yang dibawa pedagang sehari sebelumnya belum banyak terjual karena proses keterlambatan suplai.
Adapun sejumlah komoditas hortikultura yang mengalami penurunan harga diantaranya kol (kubis) Rp 4.300 - Rp 3.000, brokoli Rp 2.500 - Rp 1.000, kol bunga Rp 4.000 –Rp 3.000, sayur putih Rp 2.800 – Rp 1.500, sayur pahit Rp 2.000 menjadi Rp 1.000 (sulit transaksinya,red). Kemudian daun sop /seledri Rp 6.000 - Rp 3.000 (banyak yang berlum terjual), daun/bawang prei Rp 20.000 – 13.000, terong biru Rp 55.000 – Rp 40.000/bal.
Tomat Rp 7.500 – Rp 6.000, cabai merah Rp 68.000 – Rp 63.000 per kg, cabai hijau Rp 36.000 – Rp 32.000 per kg, wortel Rp 4.000 – Rp 3.000 per kg. Buncis dari harga Rp 4.000 menjadi Rp 3.000. Sementara yang mengalami kenaikan harga, hanya cabai rawit Rp Rp 45.000 menjadi Rp 52.000 per kg. Sementara komoditas lainnya mengalami kesetabilan harga seperti arcis Rp 22.000, kentang Rp 8.000 (ukuran besar), jipang Rp 30.000/rajut.
“Sesuai keterangan pedagang yang mengirim barang ke lokal Sumut dan Aceh. Dagangan mereka masih banyak yang berlum terjual. Bayangkan saja, truck cold diesel yang berangkat pukul 20.00 WIB semalam ke Banda Aceh, pukul 11.00 WIB tadi, baru sampai di Binjai. Jam berapa lagi tiba di Banda? Tentunya masih banyak stok. Inilah yang menjadi penyebab penurunan harga beli,” ujar Bp Panglima, juru timbang Pajak Roga kepada medanbisnisdaily.com.
Sejumlah petani yang ditemui medanbisnisdaily.com di Pajak Roga Berastagi, mengaku sangat kecewa dengan kondisi yang senantiasa berulang-ulang tanpa solusi. Peristiwa macet panjang jalinsum Medan-Berastagi selalu berimbas terhadap penurunan pendapatan hasil jual petani. Mereka mengharapkan kebijakan konkrit dari Pemerintah Daerah Kabupaten Karo dan Pemprov Sumut serta Pemerintah Pusat.
“Tantangan bertani sangat banyak. Cuaca ekstrim, hama, bibit dan pupuk, serta pestisida setengah palsu senantiasa kami hadapi. Tetapi kiranya janganlah ketika panen pun kami mendapat tambahan tantangan. Kepada siapa lagi kami mengadu? Hanya kepada Tuhan sajalah kami berdoa. Agar petinggi-petinggi di kabupaten ini, sadar akan mana penting dan mana perlu. Bukan lips service saja, apalagi hanya pencitraan,” ujar Manta Sembiring mewakili petani lainnya.