Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Sejak bulan Maret 2019, Federal Aviation Administration (FAA) mengeluarkan larangan terbang terhadap pesawat Boeing 737 MAX. Oleh sebab itu, American Airlines terpaksa membatalkan sekitar 7.800 penerbangan.
FAA mengeluarkan larangan terhadap seluruh maskapai di dunia untuk mengoperasikan Boeing 737 Max. Larangan tersebut merupakan imbas dari kecelakaan maut Boeing 737 Max, yang dialami maskapai Ethiopian Airlines pada Maret lalu dan Lion Air pada Oktober 2018. Kedua kecelakaan maut tersebut menelan hingga 346 korban jiwa.
Dilansir dari CNBC.com, Kamis (11/7/2019), maskapai raksasa Amerika tersebut telah membatalkan penerbangan untuk pesawat Boeing 737 Max hingga September 2019 ini. Namun, CEO American Airlines Doug Parker mengatakan kepada para pegawainya, pelarangan terbang ini diperkirakan berlaku sampai waktu yang lebih lama lagi.
American Airlines sendiri memiliki 24 unit pesawat Boeing 737 MAX. American Airlines merupakan maskapai kedua yang memiliki unit 737 Max terbanyak di Amerika Serikat (AS). Sebelumnya, Maskapai ini pun sempat memesan 76 unit pesawat Boeing 737 MAX.
Hal tersebut menyebabkan American Airlines kehilangan pendapatan sebelum pajak sebesar US$ 185 juta atau sekitar Rp 2,6 triliun di kuartal II tahun 2019 (kurs Rp 14.000).
Sebenarnya, pada April lalu American Airlines telah menghitung potensi kehilangan pendapatan sepanjang tahun 2019 ini, yaitu sekitar US$ 350 juta atau setara dengan Rp 4,93 triliun. Namun, perusahaan akan memberikan update perhitungannya lagi di akhir bulan ini.
Meski begitu, harga saham maskapai tersebut naik 3% di perdagangan Rabu pagi, (10/7/2019) waktu AS. Kenaikan ini menjadi salah satu bentuk bantuan finansial perusahaan, melihat pendapatannya yang berkurang cukup signifikan.
Selain itu juga, penerbangan-penerbangan lain di American Airlines, yang tak menggunakan Boeing 737 MAX 'laris-manis'. Hal ini meningkatkan pendapatan per kursi per satu mil penerbangan meningkat 3-4% selama periode April sampai Juni 2019. Padahal, prediksi sebelumnya hanya sekitar 1-3%. Pendapatan per kursi di setiap satu mil penerbangan ini merupakan satu kunci penting dalam perhitungan pendapatan keseluruhan perusahaan.(dtf)