Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Neraca perdagangan Indonesia pada Juni tercatat surplus US$ 200 juta. Surplus terjadi karena nilai ekspor lebih tinggi dibandingkan impor.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Juni sebesar US$ 11,78 miliar atau turun 8,98% sedangkan impor US$ 11,58 miliar atau naik 2,80%.
"Bulan Juni surplus US$ 0,2 miliar," kata Kepala BPS Suhariyanto di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (15/7/2019).
BPS mencatat impor untuk produk konsumsi mengalami penurunan cukup dalam hingga 33,57% dengan komoditas yang menyumbang paling besar adalah anggur. Selanjutnya diikuti daging beku dari India dan Australia, bawang putih, apel, dan bubuk susu.
"Itu sebabkan barang konsumsi turun dibanding bulan Mei 2019," ujarnya.
Selanjutnya impor bahan baku tercatat turun 17,78% seperti handphone tanpa baterai yang menglami penurunan terdalam dari Hong Kong dan China. Kemudian impor bungkil kedelai dan bahan untuk pupuk juga mengalami penurunan.
"Barang modal alami penurunan turun 25,53% kemudian beberapa bagian electric furnish equipment, mesin. Komposisi impornya tidak berubah berasal dari bahan baku," tambahnya.
Berikut neraca perdagangan RI dari Januari hingga Juni 2019:
Januari defisit US$ 1,16 miliarFebruari surplus US$ 330 jutaMaret surplus US$ 540 jutaApril defisit US$ 2,50 miliarMei surplus US$ 210 jutaJuni surplus US$ 200 juta.(dtf)