Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumatra Utara (Sumut) mencatat, nilai undisbursed loan atau kredit nganggur (kredit yang sudah disetujui tapi belum dicairkan) di perbankan Sumut periode Mei 2019 mencapai Rp 49,81 triliun. Angka ini meningkat sekitar 6,56% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 46,54 triliun.
Pada Mei 2019, kredit yang disalurkan perbankan di Sumut tercatat Rp 217,3 triliun. Ini artinya jumlah kredit yang masih nganggur di perbankan ada sekitar 22,92% dari keseluruhan kredit. Angka ini terdiri dari kredit yang sudah committed senilai Rp 11,39 triliun dan yang uncommitted Rp 38,42 triliun.
Kredit committed adalah komitmen kredit yang tidak bisa dibatalkan oleh bank, dan dananya sudah disiapkan bank. Sebaliknya, kredit uncommitted dapat dibatalkan bank apabila kondisi debitur tidak memenuhi persyaratan.
Kepala BI Perwakilan Sumut, Wiwiek Sisto Widayat, mengatakan, keputusan pelaku usaha yang masih memilih sikap wait and see menjadi faktor utama kredit yang sudah disetujui ini belum dicairkan.
"Sejauh ini pelaku usaha masih wait and see. Itu memang sudah dilakukan sebelum gelaran Pemilu serentak. Mungkin saat ini masih menunggu kapan waktu yang tepat untuk mulai investasi baru atau pun ekspansi," katanya, Senin (15/7/2019).
Wiwiek mengatakan, sebenarnya sikap pengusaha yang masih wait and see merupakan hal yang biasa pasca pemilu. Karena itu, ke depan, Wiwiek memperkirakan perkiraan penyaluran atau realisasi kredit akan semakin cepat dan meningkat.
Selain itu, kata Wiwiek, kredit ini biasanya memang digunakan secara bertahap sehingga pencairannya sangat erat hubungannya dengan kondisi perekonomian domestik maupun global. "Juga merujuk pada proyek-proyek terutama yang bersumber dari dana APBD/APBN," katanya.
Data BI Perwakilan Sumut, kredit nganggur yang committed berdasarkan lokasi proyek untuk 9 sektor, yakni pertanian, industri pengolahan, pertambangan, listrik, gas dan air (LGA), konstruksi, perdagangan besar dan eceran, transportasi, perantara keuangan dan jasa perusahaan.