Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Kondisi dunia usaha yang masih kurang bergairah hingga pertengahan tahun ditengarai menjadi pemicu pengusaha belum mencairkan kredit yang sudah disetujui bank. Selain faktor eksternal, daya beli yang melemah hingga membuat sektor ril stagnan juga menjadi alasan pengusaha belum berekspansi maupun berinvestasi baru.
"Jadi bukan karena masih wait and see pasca Pemilu serentak. Lebih karena dunia usaha sedang tidak bergairah," kata pengamat ekonomi, Vincent Wijaya, Senin (15/7/2019).
Seperti diketahui, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumatra Utara (Sumut) mencatat, nilai undisbursed loan atau kredit nganggur perbankan Sumut periode Mei 2019 mencapai Rp 49,81 triliun. Naik sekitar 6,56% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 46,54 triliun. Angka ini terdiri dari kredit yang sudah committed senilai Rp 11,39 triliun dan yang uncommitted Rp 38,42 triliun.
Kredit nganggur ini tercatat sekitar 22,92% dari total kredit yang disalurkan perbankan Sumut senilai Rp 217,3 triliun.
Vincent mengatakan, bank juga serba salah dengan kondisi saat ini. Mau menyalurkan kredit yang paling aman, tentu harus mencari nasabah yang berkategori bagus. Karena saat ini perbankan juga was-was dan takut jadi kredit macet jika. Tapi nasabah yang memiliki cash flow bagus, belum tentu membutuhkan modal.
"Paling yang lolos bank adalah pengusaha yang mungkin prospeknya bagus dan bakal berkembang, cuma modal sendiri kurang. Nah, perbankan ambil yang paling aman seperti ini. Tapi tentu saja jumlahnya tidak banyak," kata Vincent.
Dunia usaha yang belum bergairah karena terkena dampak faktor eksternal. Perekonomian dunia sedang lesu.
Misalnya pertumbuhan ekonomi Cina. Itu menjadi yang terendah dalam 27 tahun karena biasanya di atas 7%, saat ini hanya berkisar 6,7%. Sedangkan ekspor Sumut ke Cina cukup besar. Jadi dengan ekonomi lesu, permintaannya kurang dan membuat realisasi ekapor Sumut ke Cina turun.
Otomatis berpengaruh ke dunia usaha. Meski usahanya tidak berbasis ekspor, tapi dia supply keperluan bahan baku untuk ekspor. "Jadi bukan wait and see Pemilu, karena itu sudah lewat. Apalagi pemilu berjalan dengan aman dan lancar," kata Vincent.
Dengan kondisi saat ini, Vincent melihat di semester II-2019 juga belum akan bergairah. Ditambah lagi daya beli kurang dan penghasilan juga seret.
Itu membuat sektor ril berpengaruh. Karenanya, di tahun ini, dunia usaha masih susah dan pasti akan berdampak pada permintaaan kredit dari bank. Tapi begitupun, diharapkan nanti susunan kabinet baru bisa memberikan suasana baru yang mampu menggairahkan dunia usaha.