Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Masalah stunting (tubuh pendek), masih menjadi persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) kedepannya. Karenanya, dalam pidato visi-misinya Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada Minggu (14/7/2019) lalu, menyinggung masalah stunting ini untuk dilakukan pencegahannya.
Ketua Jaringan Kesehatan Masyarakat (JKM) Sumatera Utara (Sumut) dr Delyuzar SpPA (k) menyampaikan, dalam menghadapi stunting harus ada early warning sistem yang diterapkan. Sehingga persoalan stunting, dapat sedini mungkin bisa diketahui.
"Yang paling cepat dan efektif itu ya posyandu. Makanya, posyandu harus menjadi garda terdepan dalam melawan stunting," ungkapnya kepada wartawan, Selasa (16/7/2019).
Delyuzar menjelaskan, melalui posyandu, maka kasus kekurangan gizi atau juga gizi buruk pada ibu hamil dapat lebih awal terdeteksi. Namun Delyuzar menyayangkan, posyandu malah saat ini justru terkesan vakum. "Jadi yang salah kenapa pemerintah tidak mendorongnya menjadi kegiatan yang penting," jelasnya.
Delyuzar menuturkan, jikalau pun saat ini posyandu masih ada, tapi jumlahnya hanya tinggal sedikit. Untuk itu, menurut dia, jika pemerintah memang serius ingin menekan atau mengeliminir kasus stunting, posyandu harus kembali mendapatkan dukungan.
"Jadi pemerintah harus memberikan suport, kadernya juga dihargai. Ini yang harus dipikirkan oleh pemerintah," ucapnya.
Lebih lanjut Delyuzar menerangkan, masalah stunting ini bisa terjadi, mulai dari saat masa kehamilan. Misalnya sebut dia, ibu hamil kekurangan gizi, sehingga anaknya nanti akan lahir dengan ukuran kecil.
Selain itu, sambung dia, program asi inisiasi menyusui dini serta asi eksklusif juga dapat berperan penting untuk mencegah stunting. Tak ketinggalan, imbuh dia, bagaimana memberikan makanan tambahannya. "Tapi hal ini kan butuh perhatian. Karena di dalamnya terdapat isu kesejahteraan," pungkasnya.