Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Washington DC. Komentar kontroversial terbaru dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trumpterhadap empat wanita anggota Kongres AS, yang dua di antaranya muslim, menuai kritikan tajam dari organisasi-organisasi muslim di AS. Komentar Trump itu disebut berbahaya bagi warga muslim di AS.
Diketahui bahwa Trump menuai kontroversi dengan komentar bernada rasis terhadap empat perempuan anggota Kongres AS dari Partai Demokrat, yakni Alexandria Ocasio-Cortez, Ilhan Omar, Rashida Tlaib dan Ayanna Pressley. Trump dalam pernyataan via Twitter pada Minggu (14/7/2019) lalu menyebut keempat wanita anggota Kongres itu 'berasal dari negara-negara dengan pemerintahan kacau' dan menyatakan bahwa mereka 'harusnya kembali (ke negara asal)'.
"Pernyataan Presiden Trump adalah level rendah berbahaya terbaru yang akan memicu lebih banyak ancaman pembunuhan terhadap anggota Kongres AS, Omar dan memicu lonjakan bigotryterhadap warga muslim Amerika," sebut penasihat khusus untuk bigotry anti-muslim pada Muslim Advocates, Madihha Ahussain, dalam pernyataannya seperti dilansir oleh media Israel, The Jerusalem Post, Kamis (18/7/2019).
Bigotry merupakan sikap intoleransi terhadap pihak-pihak yang memiliki pandangan berbeda. Sedangkan Muslim Advocates merupakan organisasi yang memperjuangkan hak-hak sipil nasional di AS. Organisasi ini bertujuan untuk membuat warga muslim di AS hidup bebas dari kebencian dan diskriminasi.
"Sungguh menakjubkan bahwa dia (Trump-red) merekayasa kutipan yang menyebut anggota Kongres Omar bangga dengan Al-Qaeda. Gagasan bahwa muslim mendukung terorisme adalah salah, hinaan berbahaya yang dilontarkan presiden dengan gembira saat dia keliru mengklaim anggota Kongres Omar mendukung terorisme dan seseorang yang anti-semitisme -- keduanya telah membentuk kiasan anti-muslim," sebut Ahussain dalam pernyataannya.
Diketahui bahwa Trump meningkatkan 'serangannya' terhadap keempat anggota Kongres AS itu, terutama pada dua anggota yang beragama Islam -- Omar dan Tlaib. Disebutkan Trump pada Senin (15/7) lalu bahwa wanita-wanita itu memiliki 'kecintaan' pada 'musuh (AS) seperti Al-Qaeda'.
"Jika Anda tidak senang, Anda bisa pergi," ucap Trump dalam acara 'Made in America Day' di Gedung Putih. "Jika Anda membenci negara kita, Anda bisa pergi. Beberapa orang mungkin berpikir itu kontroversial; banyak orang menyukainya," imbuhnya.
Diketahui bahwa Ocasio-Cortez atau yang dipanggil ACO -- mewakili New York -- merupakan keturunan Puerto Rico, kemudian Omar -- mewakili Minnesota -- merupakan keturunan Somalia, lalu Tlaib -- mewakili Michigan -- merupakan keturunan Palestina dan Pressley -- mewakili Massachusetts -- merupakan keturunan Afrika-Amerika.
Dalam komentarnya, Trump menyebut Omar 'meninggalkan Somalia, sebuah negara gagal' dan menyebut Omar 'membenci Israel, membenci Yahudi'.
"Mereka sangat tidak senang; saya mengamati mereka dan semua yang mereka lakukan adalah mengeluh. Jadi, jika Anda tidak senang, Anda bisa pergi. Saya yakini orang-orang tidak akan merindukan mereka," tegas Trump. "Saya melihat mereka terus mengeluh. Jika mereka ingin pergi, tidak apa-apa dan jika mereka ingin tetap tinggal, juga tidak apa-apa," ucapnya lagi.
Komentar Trump itu dinilai semakin memperjelas karakter pemerintahannya yang dipenuhi kefanatikan dan kebencian. "Presiden Trump telah memperjelas bahwa kekuatan pendorong bagi pemerintahannya adalah bigotry terang-terangan dan supremasi kulit putih," cetus Ahussain.
"Seluruh Republikan dan Demokrat harus secara tegas mengecamnya segera. Kalau tidak demikian sama saja mendukung kebencian ini," tandasnya.(dtc)