Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Sekarang sudah Juli 2019. Namun Dana Abadi Kebudayaan yang dijanjikan Presiden Joko Widodo ketika bertemu sejumah seniman dan budayawan pada 11 Desember 2018 silam di Istana Negara, tak kunjung berwujud.
Kala itu, banyak seniman yang hatinya berbunga-bunga. Bayangkan, jika Dana Abadi itu bernilai Rp 5 triliun. Lalu, disebutkan akan direalisasikan pada 2019.
Tapi, ah, kita memang kurang correct saat itu Sebab, APBN 2019 sudah disahkan pada 31 Oktober 2018. Artinya, sebulan lebih sebelum pertemuan presiden dengan sejumlah seniman tersebut.
Kemudian, terdengar kabar baru. Sejumlah seniman kembali bertemu dengan Jokowi. Kali ini pada 17 Juli 2019 di Istana Bogor, Jawa Barat. Lagi-lagi Jokowi mengungkapkan akan jor-joran mendukung kesenian dan kebudayaan dalam periode kedua pemerintahannya.
Begitulah, musisi Oppie Andaresta seusai bertemu Presiden Jokowi bersama seniman lainnya di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu 17 Juli 2019. "Bapak berjanji memberikan support lebih daripada yang sudah-sudah. Dia bilang 'Saya untuk periode kedua ini akan jor-joran'," kata Oppie.
Musisi Yovie Widianto menyambut baik niat Jokowi untuk memajukan kesenian dan kebudayaan. Menurut Yovie, anggaran untuk dana abadi cukup besar, yaitu kisaran triliunan. Dana tersebut, kata dia, baru akan diberikan pada tahun depan. Artinya, pada 2020.
Eh, ternyata bukan pada 2020, tahun depan. Sebelumnya,Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan KebudayaanHilmar Farid menguraikannya dengan jernih. Dijelaskannya bahwa dana abadi kebudayaan akan dimasukkan sebesar Rp 5 triliun dalam APBN 2020. Artinya, diusulkan ke sidang DPR atau dicantumkan dalam R-APBN 2020 pada Oktober 2019 mendatang.
"Dana ini akan dikelola. Kemudian, hasil dari pengelolaan itu, bunganya sebesar kurang lebih 6% yang akan digunakan mulai 2021," ujar Hilman di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta. Penjelasan ini disampaikan Hilmar Farid justru pada 14 Maret 2019 silam.
Syukurlah. Jika nanti sudah direalisasikan, agaknya, apa yang pernah dilukiskan oleh budayawan Goenawan Mohamad tentang seniman Putu Wijaya tak lagi terjadi.
"Dulu ngemis-ngemis dan tidak dapat. Putu Wijaya (baca: seniman teater dan cerpenis Indonesia yang termashur) bertahun-tahun kalau dia mentas dapat duit dari mana dia? Dia mentas minta sana minta sini, nah ini nggak boleh lagi," ujar Goenawan Mohamad, penyair terkemuka Indonesia, usai sejumlah budayawan-seniman bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Kamis, 11 Desember 2018 lalu.
Mudah-mudahan tak ada aral melintang. Proses di DPR mulus, dan pengelolaan Dana Abadi itu juga produktif. Tampaknya era kemiskinan dalam kegagahan kesenian Indonesia akan menyusut dengan adanya Dana Abadi Kebudayaan sebesar Rp 5 triliun. Sungguh, ini sebuah sejarah yang patut dicatat!