Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Dokumen maupun arsip tentang Dr Liberty Manik (L Manik) yang ada di Indonesia begitu minim. Dalam arsip sejarah Indonesia, Liberty hanya dikenal sebagai komponis nasional yang mencipta sejumlah lagu, yang di antaranya menjadi lagu wajib nasional. Salah satunya, "Satu Nusa Satu Bangsa". Padahal, selain komponis dan pencipta lagu, Liberty juga seorang ahli filologi (ahli bahasa kuno) yang kemampuannya pernah dipakai oleh pemerintah Jerman.
Hal itu diungkap Prof Uli Kozok dalam kuliah umum yang digelar Prodi Antropologi Sosial PPs bekerja sama dengan Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan (Unimed). Kuliah umum itu digelar di Gedung Pasca Sarjana Unimed, Jalan Williem Iskandar, Medan, Sabtu pagi (20/7/2019).
"Kemampuan filologi Liberty itu sangat mengagumkan. Bahkan di luar kemampuan umum," kata Uli.
Dari hasil penelitiannya, Uli menceritakan bagaimana pemerintah Jerman pernah memanfaatkan kemampuan Liberty itu.
"Dia ditugaskan oleh Jerman membuat katalog teks kuno yang ditulis dalam aksara Batak. Tapi bukannya sekadar menyusun katalog, Liberty malah mentransletnya secara utuh. Jumlahnya ada 500 buah. Itu kemampuan di luar batas manusia," kata Uli.
Uli membandingkan, di Indonesia saja hanya ada kurang 100 teks kuno Batak itu dan di Belanda kurang lebih 1.000. Dan Liberty, sambung Uli, sangat berjasa bagi Pemerintah Jerman yang berupaya mendokumentasikan teks negara-negara Asia, termasuk dari Batak, Indonesia, untuk kebutuhan dokumentasi di negaranya.
"Saya pun tak habis pikir, dari mana Liberty punya kemampuan itu. Sebab setahu saya, hanya orang tertentu yang bisa membaca teks kuno aksara Batak di masa itu. Antara lain datu maupun dukun, karena yang dituliskan lebih banyak soal nasihat dan petuah. Saya curiga, apa ia hidup di situ," tanya Uli.
Uli mengaku semakin kagum dengan Liberty ketika menemukan disertasi Liberty yang mengulas tentang sistem nada musik Arab di abad pertengahan.
"Manusia luar biasa Liberty ini. Sayang biografinya di Indonesia belum ditulis secara utuh dan masih sangat minim," kata Uli.
Melengkapi informasi, Liberty Manik lahir di Sidikalang, Sumatra Utara, 21 November 1924 dan meninggal di Yogyakarta 16 September 1993. Dalam arsip sejarah Indonesia, Liberty lebih dikenal sebagai komponis nasional dan pencipta lagu. Sejumlah lagunya antara lain "Satu Nusa Satu Bangsa" "Desaku" masih cukup populer hingga saat ini.