Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Wakil Direktur (Wadir) I Program Pascasarjana (PPs) Universitas Negeri Medan (Unimed), Prof Syahyar, mengingatkan mahasiswa tidak larut dalam sejarah. Hal itu dikatakannya membuka kuliah umum berjudul "Peran Dr Liberty Manik dalam Hubungan Budaya Indonesia-Jerman" yang menghadirkan Prof Uli Kozok dari Universitas Hawaii, Amerika Serikat.
Kuliah umum digelar Prodi Antropologi Sosial PPs dengan Ilmu Pendidikan Sejarah Unimed, di Gedung Pascasarjana Unimed, Jalan Williem Iskandar, Medan, Sabtu (20/7/2019).
"Ini kan antropologi bahasannya masa lalu, saya ingatkan jangan larut dengan masa lalu. Sisingamangaraja matinya oleh Belanda," kata Syahyar.
Pernyataan Syahyar yang mengaku orang sains ini sempat terkesan kurang enak di telinga. Apalagi kemudian dia menyebut Amir Hamzah karena nulis sastra jadi pahlawan. Tambah lagi, beberapa kali ia menyebut, Sisingamangaraja (toh) mati di tangan Belanda.
"Harus ada ukuran kemajuan yang ril. Begitu juga kegiatan ini, harus jelas manfaatnya, baik secara materi maupun imateril," lanjutnya.
Mendengar itu, salah seorang peserta yang hadir, tepat di sebelah medanbisnisdaily.com, sempat berbisik. "Kok begitu ya cakapnya," katanya.
Namun, menjalang akhir sambutannya, Syahyar menjelaskan pernyataannya itu. Sejarah penting sebagai pelajaran, tapi jangan larut di dalamnya.
Dia mencontohkan, dulu teori motif ekonomi berbunyi, dengan modal sekecil-kecilnya, untung sebesar-besarnya. Karena teori itu, para pedagang jadi "menipu". Sekarang teori itu perlu direvisi. "Jadi jangan terjebak masa lalu, sejarah sebagai pelajaran itu penting, tapi kita harus bersiap menghadapi zaman 4.0 ini," ungkapnya