Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Dua periode menjadi anggota DPRD Humbang Hasundutan (Humbahas), politisi muda Partai Gerindra, Chandra Mahulae (32), dinilai cukup dekat dengar rakyat. Tak cuma di daerah pemilihannya di Kecamatan Pakkat, Parlilitan dan Tarabintang (Papatar), tetapi juga di wilayah lainnya.
Persis setelah menamatkan kuliahnya di Jurusan Ilmu Politik FISIP USU, saat berusia 21 tahun, Chandra langsung menceburkan diri ke dunia politik menjadi anggota legislatif DPRD Humbahas periode 2009-2014. Kepercayaan masyarakat Papatar padanya membuatnya kembali terpilih untuk periode kedua, 2014-2019.
Mendatangi rakyat (blusukan) hingga ke seluruh pelosok Papatar bukan sekali atau dua kali saja dilakukan Chandra yang juga pernah memimpin organisasi Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Kota Medan, 2006-2008. Ke mana saja rakyat mengundang pasti didatanginya. Kendati kondisi jalan raya rusak parah.
Itulah kenapa para senior PMKRI yang juga pernah memimpin organisasi tersebut sepakat mendorong Chandra agar maju pada pencalonan Bupati Humbahas periode 2020-2025 di Pilkada tahun depan. Ikut bertarung berhadapan dengan para kandidat lainnya. Kesepakatan tersebut dicapai melalui Focus Group Discussion (FGD), yang digelar di Medan, Sabtu (20/7/2019).
Secara umum FGD dimaksudkan guna ikut mensukseskan Pilkada serentak tahun 2020 dimana di Sumut akan diselenggarakan di 23 kabupaten/kota.
Menurut mantan Sekretaris PMKRI Kota Medan, Arman Maharaja, yang berperan sebagai moderator FGD, bila dibandingkan kwalitas kepemimpinan Bupati Humbahas saat ini dengan yang sebelumnya (Makdin Sihombing), tidak terasa kemajuan yang diciptakan. Atau bahkan bisa dikatakan tidak ada. Oleh Makdin Humbahas dikenal di tingkat nasional karena pengelolaan sistem administrasi birokrasi yang baik.
Sementara oleh bupati saat ini, jelasnya, susah menunjukkan bahwa Humbahas mengalami kemajuan. Misalnya, di bidang infrastruktur banyak jalan-jalan berada dalam tingkat kerusakan yang parah.
"Di Pakkat, misalnya, ada jalan yang rusak cukup dalam hanya ditutupi dengan dedaunan, kalau ada yang terperosok bisa masuk jurang," papar Arman kepada medanbisnisdaily.com, Minggu (21/7/2019).
Senior PMKRI lainnya yang pernah menjabat ketua, Julwanri Munthe, menjelaskan, dengan begitu gencarnya pemerintah pusat melakukan pembangunan infrastruktur seharusnya Pemkab Humbahas melakukan serupa. Agar keuntungan besar dari peluang pariwisata Danau Toba dapat dinikmati. Terutama demi meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Peluang-peluang pembangunan ekonomi, terlebih dari sektor pertanian, tampak tidak giat digerakkan bupati. Oleh pemerintah pusat tengah diproyeksikan Humbahas sebagai salah satu pemasok bawang putih guna memenuhi kebutuhan nasional, seyogianya peluang ini ditangkap.
"Pembangunan sektor ekonomi pun terasa lambat oleh bupati sekarang, dibutuhkan yang lebih energik dan cekatan. Padahal dana APBD Humbahas cukup lumayan, Rp 1triliun," ujar Julwanri.
Inter of Fitelis Zalukhu, mantan Ketua PMKRI tahun 2017, menyatakan mereka sudah mempertimbangkan secara cermat bobot yang dimiliki Chandra sehingga dinilai pantas didukung jadi calon Bupati Humbahas. Untuk itu beragam kerja-kerja politik secara maraton, ulet dan melibatkan banyak jaringan akan dilakukan.
"Saya yakin masyarakat cukup tahu kalau Chandra sering melayangkan kritik dan koreksi yang konstruktif kepada eksekutif terkait banyaknya kebijakan yang tidak sesuai, itu mengartikan bahwa dia layak jadi leader sekaligus manajer Kabupaten Humbahas," tegas Inter.
Tagline pemerintah saat ini yang sudah berjalan selama empat tahun yakni "Dosmarohatta Saut Humbahas Hebat" telah gagal. Pembangunan mandek dan program mengambang; tidak dos roha dan tidak hebat.
Sejauh ini, ungkap Inter, pihaknya belum menanyakan secara langsung kesediaan Chandra dicalonkan menjadi Bupati Humbahas. Dalam waktu dekat hal itu akan dipertanyakan sekaligus menyampaikan dukungan.