Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Bermula dari komunitas media sosial bernama Grup Palambok Pusu-pusu (GP3), akhirnya komunitas ini bertransformasi menjadi sebuah yayasan bernama Yayasan Pelestari Kebudayaan Batak (YPKB). YPKB menambah deretan lembaga yang ada di Medan, yang fokus pada pelestarian budaya Batak.
"Karena masukan anggota, maka didirikanlah YPKB. Kami berjanji akan fokus pada budaya dan tidak berafiliasi dengan lembaga-lembaga politik," kata Ketua Umum YPKB, Prof Albiner Siagian saat pengukuhan YPKB di Museum Negeri Jalan HM Jhoni, Medan Teladan, Minggu sore (21/7/2019).
Albiner menambahkan, tidak hanya di Medan, bahkan di kampung-kampung di sekitar Danau Toba, sudah tidak lagi menggunakan bahasa Batak, terutama oleh generasi mudanya. "Inilah yang membuat kami prihatin," kata Albiner.
Ketua Umum Dewan Pembina YPKB Jim Siahaan menambahkan, lembaga ini diharapkan menjadi benteng budaya Batak dalam menghadapi gempuran zaman.
Hal sama juga disampaikan Ketua Umum Dewan Pengawas YPKB, Hamonangan Tambunan. Secara taktis, YPKB akan berjuang untuk memasukkan muatan lokal dalam kurikulum sekolah khususnya SD dan SMP yang ada di sekitar Danau Toba.
"Memasukkan muatan lokal sebagai bagian dari kurikulum sekolah, kami rasa sangat penting dan mendesak dilakukan," kata Hamonangan.