Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pegiat lingkungan yang juga pembuat pupuk organik bagi sejumlah kelompok petani di Kawasan Danau Toba (KDT), Erwin Landy, mengingatkan, agar pimpinan gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) segera mencari cara pengolahan sere wangi yang bibitnya akan mereka tanam secara massal di KDT dalam waktu dekat ini. Pasalnya, bila sere wangi itu hendak diolah untuk mendapatkan minyaknya, perlu ada proses pembakaran.
Yang kutakutkan, kalau pembakaran itu menggunakan kayu, pohon-pohon di sekitar KDT bakal menjadi korban," kata Erwin saat berbincang dengan medanbisnisdaily.com, di selah acara pengukuhan Yayasan Pelestari Kebudayaan Batak (YPKB) di Museum Negeri Medan, Jalan HM Jhoni, Medan, Minggu sore (21/7/2019).
Pimpinan HKBP, sambung Erwin yang menghimpun petani di KDT dalam wadah Boemi Samosir (grup medsos) ini mengingatkan, agar pengolahan sere wangi itu nantinya tidak dengan proses pembakaran yang menggunakan kayu, namun dilakukan secara alami. Salah satunya, dengan prinsip hidrolik, dimana api dihasilkan dari turbin yang digerakkan air.
"Di KDT kan banyak air terjun, airnya bisa dijadikan tenaga untuk menggerakkan turbin yang bisa menghasilkan api untuk pembakaran, jadi tidak menggunakan kayu yang akan mengancam pohon-pohon di KDT," kata Erwin.
Seperti diberitakan sebelumnya, sebagai bagian dari program Eco Pastoral Care, HKBP secara simbolik telah menanam bibit sere wangi di sejumlah distrik HKBP yang ada di KDT, terutama di Kabupaten Samosir. Dalam siaran persnya yang diterima medanbisnisdaily.com, Minggu, 30 Juni 2019 lalu, Kepala Departemen Marturia Pdt Anna Ch Pangaribuan, menjelaskan, setelah melalui proses penelitian, sere wangi disebutkan cocok ditanam di KDT.
"Nanti akan ditanam di lahan seluas 15 hektar dan tidak harus di satu lokasi yang sama. Tujuannya untuk membantu meningkatkan perekonomian masyarakat," kata Anna.