Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) tengah menyusun strategi pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang kompetitif dalam menghadapi tantangan di masa depan. Hal ini menjadi salah satu agenda prioritas Pemerintah untuk beberapa tahun ke depan.
Dalam acara Indonesia Development Forum (IDF) 2019, Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan perencanaan ini penting untuk dilakukan agar bonus demografi yang didapatkan Indonesia saat ini bisa dioptimalisasi dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi di masa depan. Dia bilang, agar dapat dimanfaatkan secara maksimal, perlu disiapkan strategi dan perencanaan matang dalam meningkatkan produktivitas sumber daya manusia, serta kemampuan beradaptasi terhadap perubahan teknologi yang pesat.
"Upaya pembangunan SDM harus dilakukan secara holistik (keseluruhan) dan terintegrasi," katanya di JCC Senayan, Jakarta, Senin (22/7/2019).
Bambang mengatakan salah satu tantangan dalam membentuk SDM yang berkualitas saat ini adalah rendahnya jumlah tenaga kerja Indonesia yang bekerja di sektor formal. Saat ini, 60% angkatan kerja di Indonesia masih bekerja di sektor informal.
Hal ini menurutnya berkaitan dengan rendahnya kualitas SDM Indonesia. Terbukti jika dibandingkan dengan beberapa negara tetangga, kualitas SDM Indonesia disebut masih berada di peringkat menengah.
"Daya saing SDM kita masih tertinggal. Peringkat daya saing SDM kita masih di nomor 65 dari 132 negara. Tertinggal dari Malaysia, Vietnam, Thailand," katanya.
Isu pendidikan vokasi pun kini menjadi fokus. Pendidikan vokasi yang inklusif diharapkan mampu menghasilkan lebih banyak angkatan kerja yang siap kerja di sektor formal yang saat ini jumlahnya masih rendah.
Dengan jumlah angkatan kerja di sektor formal yang lebih banyak, Bappenas menargetkan level pengangguran di Indonesia di tahun 2024 bisa ditekan ke level 3-4%. Saat ini tingkat pengangguran terbuka (TPK) Indonesia tercatat sebesar 5,01% (Februari 2019).
"Kita menargetkan tingkat pengangguran terbuka dalam 5 tahun ke depan di level 3-4%. Kita perbaiki lebih banyak yang bekerja di sektor formal. Baik sebagai pengusaha maupun bekerja. Upahnya semakin baik dan kurangi kemiskinan. Jadi nggak cuma kurangi angkanya tapi juga kualitasnya ditingkatkan," ungkapnya.(dtf)