Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) pengelola sistem pembayaran LinkAja akan mendapat suntikan modal dari beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Suntikan modal ini akan mengubah porsi saham.
Saat porsi saham LinkAja 100% dikuasai 100% PT Telekomunikasi Seluler (Telkomesel) yang merupakan anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). Mengutip keterbukaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (22/7/2019), pada 1 Maret 2019, Finarya bersama TLKM menandatangani lembar kesepakatan sehubungan penerbitan saham baru oleh Finarya.
"Transaksi penerbitan saham baru Finarya yang ditawarkan kepada para investor tersebut diatur dalam Perjanjian Penyetoran Saham Bersyarat yang mengatur secara rinci tentang pelaksanaan penyetoran saham Finarya. Setelah Perjanjian Penyetoran Saham Bersyarat ditandatangani maka para investor menandatangani Perjanjian Pemegang Saham, dengan demikian para investor terikat dengan perjanjian tersebut," bunyi keterangan TLKM.
"Dalam hal terdapat pihak yang belum menandatangani perjanjian pemegang saham maka pihak tersebut dapat menjadi pihak dalam perjanjian tersebut dengan menandatangani akta aksesi," bunyi keterangan itu lebih lanjut.
Akta aksesi ialah akta yang ditandatangani oleh Investor BUMN lain, di mana Investor tersebut setuju untuk tunduk dan menjadi pihak atas Perjanjian Penyetoran Saham Bersyarat dan setuju untuk memberlakukan pihaknya setiap hak dan kewajiban yang melekat, terhadap Telkomsel dan para investor di dalam perjanjian penyetoran saham bersyarat.
Dalam keterangan itu dijelaskan, penyetoran terhadap saham baru dilakukan dalam 3 tahap yang merupakan satu kesatuan.
Penyetoran saham tahap I paling lambat pada tanggal 31 Juli 2019 atau tanggal lain yang disepakati Finarya dan para investor dengan total saham baru yang diterbitkan 66.526 saham baru dengan nilai setoran Rp 665,26 miliar. Investor yang akan melakukan penyetoran yakni Telkomsel, entitas dalam grup Bank Mandiri, BRI, BNI, Jiwasraya, dan Danareksa.
Penyetoran saham tahap II paling lambat 31 Oktober 2019 atau tanggal lain sesuai kesepakatan, dengan total saham baru yang diterbitkan 18.600 saham baru dengan nilai penyetoran Rp 186 miliar. Investor yang akan melakukan penyetoran adalah Telkomsel, entitas dalam grup BTN dan Pertamina.
Penyetoran tahap III dilaksanakan paling lambat 31 Desember 2019 atau tanggal lain sesuai kesepakatan. Penyetoran tahap III terbagi dalam dua bagian, IIIA dan IIIB.
Penyetoran saham tahap IIIA, jika sejak tanggal perjanjian penyetoran saham bersyarat sampai 31 Oktober 2019 terdapat Investor BUMN lain yang telah menandatangani akta aksesi. Maka, total saham baru yang diterbitkan Finarya 80.000 saham baru dengan nilai penyetoran Rp 800 miliar. Pada tahap ini, yang akan melakukan penyetoran adalah Telkomsel, entitas dalam Grup Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, Pertamina, dan Investor BUMN lain.
Penyetoran saham tahap IIIB, jika selama masa tenggang hanya Telkomsel, entitas dalam grup Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN dan Pertamina yang melakukan penyetoran maka saham baru yang diterbitkan Finarya 80.000 saham baru dengan nilai penyetoran Rp 800 miliar.
Dengan tahapan tersebut, maka komposisi pemegang saham Finarya jika terdapat Investor BUMN lain menjadi Telkomsel 25%, entitas grup Bank Mandiri 17,03%, BRI 17,03%, BNI 17,03%, BTN 6,13%, Pertamina 6,13%, Jiwasraya 1%, Danareksa 0,63%, Investor BUMN lain 10,2%.
Sementara, jika tidak terdapat Investor BUMN lain, maka komposisinya Telkomsel 25%, Mandiri 19,71%, BRI 19,71%, BNI 19,71%, BTN 7,12%, Pertamina 7,12%, Jiwasraya 1%, dan Danareksa 0,63%. dtc