Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Terhitung sejak 21 Juli 2019, Herdensi Adnin (41) menjadi Ketua KPU Sumut hingga 2023 ke depan. Ia terpilih secara aklamasi oleh 6 koleganya sesama komisioner menjadi ketua menggantikan Yulhasni.
Adalah keputusan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) beberapa hari sebelumnya yang jadi pintu pembuka kesempatan bagi ayah tiga orang anak ini sehingga terpilih jadi ketua. DKPP memberhentikan Yulhasni dari posisinya sebagai pimpinan sekaligus menjatuhkan sanksi peringatan keras bagi seluruh komisioner. Akibat pengaduan pelanggaran kode etik oleh salah seorang caleg DPR RI dari Partai Golkar.
Tak sampai satu tahun sejak dilantik tahun lalu, dia naik ke posisi tertinggi. Setelah sempat menjabat ketua divisi data. Sebuah "keberuntungan".
Mundur beberapa tahun ke belakang, pada 2016, jebolan FISIP USU ini bergabung sebagai komisioner di KPU Kota Medan. Kesempatan yang juga tak pernah disangkanya bakal didapatkan. Salah seorang komisioner yang lolos jadi PNS mengundurkan diri, masuklah dia menjadi pengganti.
Sebagaimana di KPU Sumut, tak sampai setahun menjabat, Herdensi juga terpilih jadi ketua menggantikan pimpinan lama. Jadilah dia menahkodai institusi penyelenggara pemilu itu. Sebuah "keberuntungan"
Aktivis KONTRAS
Dunia aktivis, pegiat keadilan di tengah-tengah masyarakat yang terpinggirkan secara struktural, merupakan "profesi" awal yang mengantarkan mantan pengajar di sejumlah perguruan tinggi ini menjadi komisioner KPU. Tahun 2003, dia pernah mengadvokasi pedagang buku bekas saat dipaksa pindah dari lokasi berdagang di Titi Gantung ke Lapangan Merdeka Medan.
Satu tahun kemudian ikut mendirikan lembaga swadaya masyarakat, SETARA. Tahun 2015 dia bergabung dengan LSM yang didirikan pejuang anti keberadaan, Munir, yaitu KONTRAS atau Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan untuk wilayah Sumut.
Di KONTRAS waktu dan pemikiran Herdensi banyak tercurah. Demi membela kelompok-kelompok atau komunitas warga yang terzolimi secara politik, hukum dan ekonomi. Sama seperti yang dilakukan Munir hingga akhir hayatnya. Sampai tahun 2015, dia bergelut dengan aktivitas pembelaan (advokasi) terhadap rakyat.
Tukang Sablon
Sadar bahwa profesi aktivis LSM tak bisa jadi sandaran hidup, terlebih guna menghidupi keluarga, tahun 2003 pemegang gelar Master Studi Pembangunan dari Pasca Sarjana USU ini berpikir untuk memulai satu usaha. Pilihannya saat itu membuka usaha sablon.
Berkat buku-buku yang didapatkannya dari pedagang buku bekas di Titi Gantung dampingannya, dia jadi mahir menyablon dan mencetak berbagai keperluan toko atau kantor. Sebagai pemilik usaha, dia juga terjun langsung memasarkan (marketing) jasa sablonnya ke para calon pelanggan. Menyebar kartu nama agar dikenal.
Hingga hari ini usaha yang dinamai "Semidang Jaya Printing" yang dikelola bersama istrinya itu masih eksis. "Usaha sablon itu nggak ada matinya, banyak kebutuhan kantor atau toko yang harus disablon dan dicetak," ujarnya kepada medanbisnisdaily.com, Rabu (24/7/2019).
Keberuntungan
Bekas kerabatnya sesama aktivis semasa di KONTRAS, yaitu Ranto Sibarani, yang menyatakan bahwa langkah Herdensi kerap diiringi keberuntungan. Katanya, siapa sangka dalam waktu yang relatif dekat dua jabatan sebagai pimpinan lembaga penyelenggara pemilu diamanatkan padanya.
Pertama, Ketua KPU Medan tahun 2016. Kedua, Ketua KPU Sumut pada 2019. Keduanya sama-sama melalui proses pergantian dari pemimpin sebelumnya yang masa jabatannya belum berakhir. Keduanya juga tidak sampai satu tahun setelah dia menjadi komisioner.
"Ha..ha..ha.., Herdensi itu memang penuh keberuntungan, lucky," kata Ranto yang dikenal sebagai pengacara dan staf ahli di Komisi A DPRD Sumut.
Satu ketika, ungkapnya, oleh karena satu persoalan, Herdensi pernah keluar dari KONTRAS. Namun kemudian balik lagi atas ajakannya. Keduanya bahu membahu membesarkan LSM tersebut.
Namun Herdensi tak begitu setuju kalau jabatan ketua yang dipercayakan padanya sebagai keberuntungan. Walau tak secara tegas membantah. "Masak sih karena keberuntungan. Semasa saya memimpin KPU Medan tidak pernah digugat ke DKPP," katanya.
Tak pernah ngoyo (ngotot) dan mengungkapkan keinginan secara berlebihan, mungkin itulah yang membuat 6 koleganya sesama komisioner mendapuknya sebagai Ketua KPU Sumut. Selamat berkarya untuk negara, Herdensi!