Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Bayi yang lahir dengan usus di luar asal Medan Denai masih terus mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan. Namun, kondisi bayi dari pasangan Gunawan Syahputra (30) dan Imelia (18) warga Jalan Denai, Gang Muslimin, Medan Denai ini masih sangat buruk, akibat infeksi berat yang dideritanya.
"Infeksinya berat, bahkan sejak saat bayi ini kita terima," ungkap dr Erjan Fikri MKed SpB kepada wartawan, Kamis (25/7/2019).
Karenanya, Erjan membeberkan, harapan hidup dari sang bayi juga begitu kecil. Sebab menurut dia, penanganan yang dilakukan terhadap bayi malang itu dianggap sudah terlambat. "Secara kasat mata saja, kondisinya memang sudah berat," imbuhnya.
Menurut Erjan, bayi ini sebetulnya bisa tertolong, apabila saat dilahirkan dilakukan melalui operasi sesar. Sebab Erjan menerangkan, infeksi yang menyerang si bayi ini justru terjadi, akibat proses persalinan yang dilakukannya dengan jalan normal.
"Bayi yang lahir dengan usus terburai keluar ini termasuk kelainan yang tidak bisa dicegah tapi bisa diketahui dini melalui pemeriksaan antenatal care, yakni di USG. Kalau dia sudah ketahuan, maka akan dilahirkan secara operasi sesar, karena kalau jalan normal akan infeksi sekali," jelasnya.
Selain itu, lanjut dia, kalau ada dokter obgyn dan dokter bedah anak, maka ususnya akan langsung dimasukkan ke tubuh melalui operasi. Namun hal ini, tutur dia, dengan catatan ususnya masih belum bengkak. "Tapi yang ini sudah bengkak. Jadi memang sulit, sehingga harus dirawat dulu," terangnya.
Erjan mengaku, selama masa kehamilan, orang tua korban memang tidak pernah melakukan USG untuk mengecek kondisi bayi. Perobatan masa kehamilan juga sambung dia, juga dilakukan oleh orang tua hanya melalui bidan. "Ini memang penyakit yang langka. Tapi sekali (kasusnya) ada akan fatal," pungkasnya.
Sementara itu, ayah sang bayi, Gunawan mengaku untuk pembiayaan anaknya sejauh ini masih sebagai pasien umum karena ia mengalami kendala dalam mengurus BPJS Kesehatan atau Jampersal Medan. "Kendalanya, KTP saya dan istri tidak ada. Istri saya masih satu KK dengan ibu mertua yang tinggal di Batam. Sedangkan saya, tidak terdaftar lagi dalam KK orang tua, buku/surat nikah tidak ada diberikan. Itulah kendala saya," keluhnya.
Ia juga mengaku selama istri mengandung memang tidak ada memeriksakan ke dokter dan USG lantaran terkendala biaya. Malah ironisnya, selama istrinya mengandung, mereka hanya sering makan telur direbus, mie instan dan nasi saja. "Tapi memang, selama istri mengandung tidak ada keluhan dan merasakan hal lainnya," bebernya.
Gunawan menuturkan, pekerjaannya hanya sebagai pedagang bakso goreng keliling. Pendapatan satu hari, ujar dia, besarnya hanya berkisar Rp 20.000-Rp 30.000.
"Dari penghasilan itu baru dibagi lagi untuk modal bakso goreng dan makan kami. Untuk itu saya berharap, Pemko Medan mau membantu pembiayaan anak saya agar dapat ditanggung BPJS Kesehatan atau Jampersal Medan," lirihnya.
Kasubag Humas RSUP Haji Adam Malik, Rosario Dorothy Simanjuntak mengatakan, rumah sakit akan memberikan solusi untuk membantu meringankan keluarga dengan cara mencicil perbulannya. Namun Rosa menyebutkan, pihaknya juga meminta uluran tangan dari Pemerintah Kota Medan agar ikut membantu dalam pengurusan Jampersal pasien.
"Sejak 2018, RS Adam Malik telah menanangani 10 pasien dengan kasus yang sama. Tapi sebagian besar tidak bertahan lama, karena risikonya sangat tinggi," tandasnya.