Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Pada periode Januari-Juni 2019, Sumatra Utara (Sumut) sudah tekor senilai US$ 595,703 juta berdagang dengan 5 negara mitra utama. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, nilai defisit neraca perdagangan Sumut ini terus membengkak. Pada Januari-Mei 2019 nilai defisit-nya baru US$ 544,821 juta dan Januari-April 2019 senilai US$ 501,078 juta.
Sama seperti periode sebelumnya, kerugian Sumut terbesar masih dengan Singapura senilai US$ 171,886 juta dimana ekspor Sumut hanya US$ 50,227 juta sedangkan impornya senilai US$ 222,113 juta. Kemudian dengan Argentina senilai US$ 132,191 juta, dimana ekspor Sumut senilai US$ 4,765 juta dan impor di periode yang sama senilai US$ 136,956 juta.
Kepala BPS Sumut, Syech Suhaimi, mengatakan, negara lain yang membuat Sumut rugi berdagang di Januari-Juni 2019 adalah Malaysia senilai US$ 109,138 juta. "Karena ekspor Sumut ke Malaysia hanya senilai US$ 87,874 juta sedangkan impor-nya di periode yang sama mencapai US$ 197,012 juta," katanya, Jumat (2/8/2019).
Pada Januari-Juni 2019, neraca perdagangan Sumut dengan Australia juga mengalami defisit. Sumut merugi hingga US$ 96,961 juta. Karena impor Sumut dari negara tersebut mencapai US$ 141,564 juta sementara ekspor hanya US$ 44,603 juta.
Negara mitra utama selanjutnya yang membuat Sumut tekor adalah Cina senilai US$ 85,527 juta. Itu karena ekspor Sumut hanya US$ 504,474 juta sementara impor-nya mencapai US$ 590,001 juta.
Data BPS, produk-produk yang diimpor Sumut dari 5 negara mitra utama ini bukan hanya barang modal dan bahan baku penolong, tapi ada juga barang konsumsi. Karena itu, kata Suhaimi, tentunya ini harus ditekan karena terjadi kenaikan setiap periodenya.