Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Belawan. Kamar Dagang dan Industri Sumatera Utara (Kadinsu) mempromosikan keberadaan pisang barangan produk Sumatra Utara kepada Atase Pertanian dan Fungsi Ekonomi RI di Tokyo, Jepang, Sri Nuryanti, dalam suatu pertemuan di Jepang, belum lama ini.
Ketua Umum Kadin Sumut, Khairul Mahalli kepada medanbisnisdaily.com, Sabtu (3/8/2019) mengatakan , dalam pertemuan delegasi Kadinsu dengan Sri, di Tokyo, akhir Juli, disampaikan bahwa Sumatra Utara juga memiliki jenis pisang barangan yang juga berpotensi untuk diekspor, karena rasanya yang tidak kalah bersaing dengan produk negara lain.
Kepada Sri, Khairul menjelaskan bahwa mekanisme ekspor seringkali terkendala dari segi logistik yang menyebabkan harga produk menjadi melambung tinggi dan sulit bersaing dengan produk dari negara lain yang harganya jauh lebih terjangkau. Kadinsu mengharapkan ke depannya dapat menjalin kerja sama dengan Jepang, khususnya dalam hal sharing knowledge dan teknologi sehingga produk yang dihasilkan memenuhi standar tinggi yang ditetapkan oleh Jepang.
Sri Nuryanti kepada delegasi Kadinsu mengatakan bahwa pisang merupakan salah satu jenis buah yang sangat digemari di Jepang. Pada 2017 nilai konsumsi pisang di Jepang mencapai 18,5 kg per rumah tangga yang berjumlah dua orang atau lebih. Sementara pisang yang paling digemari di Jepang adalah jenis cavendish.
Ia mengatakan, saat ini Indonesia telah mengekspor pisang dan nenas ke Jepang. “Ekspor pisang berpotensi untuk ditingkatkan di pasar Jepang karena pisang merupakan salah satu jenis buah yang sangat digemari oleh warga Jepang,” katanya.
Walaupun Ekuador merupakan negara eksportir pisang terbesar di dunia, dalam 2 tahun terakhir pasar pisang di Jepang 80 % dikuasai oleh Filipina. Sementara Indonesia menduduki peringkat ke-10 sebagai eksportir pisang ke Jepang, dengan nilai ekspor sebesar US$ 1,67 juta. Nilai ini tentunya masih kalah dari Vietnam dan Thailand.
Namun demikian, Indonesia berpotensi untuk meningkatkan ekspor pisang ke Jepang karena secara geografis posisi Indonesia lebih dekat dibandingkan dengan negara pengekspor pisang lainnya yang umumnya berasal dari Amerika Latin (Ekuador, Meksiko, Guatemala, dan Peru).
“Saat ini Pemerintah Indonesia juga sedang meminta tambahan kuota ekspor pisang ke Jepang dari 1.000 ton menjadi 10.000 ton per tahunnya,” kata Sri.