Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Lebak. Warga Baduy di pedalaman selatan sempat merasakan guncangan saat terjadi gempa M 6,9 melanda Banten. Tapi, tak ada satu pun rumah adat di kawasan tersebut yang mengalami kerusakan.
Kepala Desa Adat Baduy Jaro Saija mengatakan, warga Baduy hanya merasakan getaran dan tidak berdampak pada bangunan yang dihuni.
"Getaran doang, biasa bae (saja) pada keluar tapi nggak ada rumah yang rusak," kata Jaro saat cerita di Lebak, Banten, Sabtu (3/8/2019).
Rahasia kokohnya rumah di Baduy katanya memang dirancang untuk anti-gempa. Dalam sejarahnya, belum pernah ada rumah di Baduy yang ambruk akibat gempa.
"Memang kalau rumah daerah Baduy anti-gempa, rumah panggung biarpun gempa rosa (besar) anti-gempa," ujarnya.
Teknik pembangunan rumah yang digunakan menurutnya dibuat tidak kaku. Untuk Baduy Dalam, dibuat tanpa menggunakan paku. Aturan ini baku dan harus dilaksanakan oleh warganya. Selain itu, bahan yang digunakan seringan mungkin agar tidak menimbulkan korban jiwa jika suatu saat ambrol.
"Kalau rumah gedung itu berat bisa pecah. Kalau di sini ada rotanya yang membuat bangunan lentur," katanya.
Modal bangunan inilah yang diajarkan turun-temurun. Setiap warga yang akan membuat rumah diatur masing-masing jarak dan lokasinya. Termasuk larangan membuat rumah di bantaran sungai sebagai upaya pelestarian.
"Harus sesuai adat, ada upacara pembukaan lahannya. Hilir sungai harus dijaga, pinggir kali diatur, semuanya diatur," ungkapnya.(dtc)