Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Kuala Lumpur. Pernah salat Jumat di Masjid Agung Medan? Beberapa tahun lalu, di area parkiran masjid selalu ramai oleh pedagang makanan, pakaian, buku-buku, perangkat salat, parfum nonalkohol dan lain-lain. Jamaah yang akan menunaikan salatJumat –yang umumnya orang kantoran- sebagian ada yang memilih mampir dulu di area pedagang tersebut sebelum masuk waktu salat sekadar untuk mengganjal lambung maupun melihat lihat jualan pedagang siapa tahu ada yang menarik untuk dibeli.
Begitu juga bila salat Jumat selesai, pada umumnya penjual makananlah yang banyak diserbu karena memang waktunya makan siang. Namun, belakangan, aktivitas pedagang ini menghilang karena ada larangan berjualan di kawasan Masjid Agung.
Nah, di negeri jiran Malaysia, suasana semacam bisa kita jumpai di masjid-masjid yang melaksanakan salat Jumat. Salah satunya adalah di area Masjid Al Bukhary di Jalan Hang Tuah, Bukit Bintang, di inti kota Kuala Lumpur, Malaysia. Di sekitar masjid yang bisa dicapai dengan menggunakan moda tranportasi monorail dan terhubung dengan skywalk dari Stasiun monorail Hang Tuah ini, apabila hari Jumat diramaikan oleh pedagang makanan dan minuman.
Mulai dari buah buahan segar, minuman jus, kue-kue basah, sampai makanan berat, seperti nasi briani dan nasi lemak khas Malaysia ditawarkan. Para pedagang sebagian besar menggunakan mobil pribadi yang didesain menjadi food van untuk tempatnya berjualan.
Salah satu yang sangat laris adalah pedagang nasi briyani di bawah jembatan skywalk Hang Tuah. Jemaah harus antre untuk mendapatkan pesanannya. Beberapa meja kecil disediakan pedagang bagi yang makan di tempat.
Yang menarik, nasi briyani porsinya sangat banyak, dan pembeli dipersilahkan memilih dan mengambil sendiri daging ayam gorengnya yang ukurannya pun besar-besar. Penjual hanya mengambilkan nasi briani ke dalam wadah beserta lauk pauk lain sesuai pilihan pembeli. Harganya pun sangat terjangkau, yaitu 9 ringgit saja atau sekitar Rp 32.000. Saking banyaknya porsi nasi briyani dan daging ayamnya, cukup disantap untuk dua orang. Bandingkan nasi briani di Medan, harganya lebih mahal (ada sampai Rp 45.000, tetapi porsi nasinya sedikit, begitu juga dagingnya). Soal rasa, hm.. nasi briani di tempat ini sedap betul.
Usai makan nasi briyani, kita boleh melepas dahaga membeli aneka minuman maupun buah segar sebagai cuci mulut yang harganya juga murah, hanya 2 sampai 5 ringgit per gelas.