Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Menyikapi sikap Gubernur Sumut, Edy rahmayadi yang melaporkan aktivis GMKI Medan terkait rusaknya pintu pagar kantor gubernur dalam aksi menuntut penutupan perusahaan pencemar Danau Toba, DPD Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) Sumut menyayangkan hal itu. Menurut organisasi underbow PDIP ini, sikap Edy yang lebih peduli dengan nasib pagar pintu daripada Danau Toba.
Hal itu di sampaikan Wakil Ketua Bidang Politik DPD Repdem Sumut, Rinto M Siagian dalam keterangan tertulisnya yang diterima medanbisnisdaily.com, Senin (5/8/2019). Menurutnya, seharusnya Gubernur menuntut secara hukum perusahaan yang mencemari Danau Toba, karena hal tersebut adalah keinginan masyarakat Sumut agar Danau Toba terbebas dari pencemaran.
Rinto mengungkapkan, pengrusakan pintu pagar seharusnya ditanggapi dengan santai, tidak emosional. Karena dalam aksi massa dinamika di lapangan selalu berubah, apalagi pihak Pemprov Sumut selalu menganggap angin lalu terhadap tuntutan masyarakat.
"Jadi wajar jika masyarakat marah dan merusak. Intinya masyarakat menginginkan kerja pemerintah daerah yang ril, bukan omong doang. Seharusnya Gubernur sudah keluar dari kebiasaan sebagai seorang jenderal dan sekarang memimpin masyarakat sipil yang tentu berbeda dalam lingkungan militer yang hanya menerima perintah dengan ucapan "Siap Komandan". Dalam lingkungan sipil seorang pemimpin harus sanggup mendengarkan apa kata rakyat, bukan sebaliknya berlaku otoriter," tandas Rinto.
Lebih jauh Rinto mengungkapkan, sekali lagi hal ini membuktikan bahwa Pemprov Sumut lebih peduli nasib pagar daripada nasib keberlangsungan ekosistem Danau Toba. Tentu hal tersebut tidak sejalan dengan keinginan pemerintah pusat yang ingin Danau Toba menjadi destinasi unggulan.
"Bagaimana mau jadi destinasi unggulan kalau airnya jorok dan Pemprovsu sibuk menjadi juru bicara perusahaan perusak Danau Toba. DPD Repdem Sumut akan senantiasa mengawal kasus ini dan mengingatkan kepada Gubernur bahwa jika Pemprovsu menjadi pelindung perusahaan pencemar Danau Toba, maka akan berhadapan dengan rakyat semua," tegasnya.
ia meminta pemerintah daerag berpikir kreatif bagaimana memajukan daerah, bukan marah marah saja bisanya. "Kita butuh pemimpin daerah yang peduli dengan lingkungan, sehingga kerusakan lingkungan di Sumut bisa di atasi. Bagi Repdem Sumut, sekali lagi sikap Edy Rahmayadi menunjukkan bahwa beliau adalah Gubernur yang sedang belajar jadi gubernur," imbuh Rinto.