Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan 4 perusahaan raksasa dunia sudah mendominasi kehidupan manusia. Keempat perusahaan itu adalah Google, Facebook, Twitter, dan Amazon
"Sekarang ini kita di pengaruhi dan dimonopoli oleh 4 perusahaan utama," kata JK saat membuka acara Mandiri Beyond Wealth di Ritz Carlton PP, Jakarta, Rabu (7/8/2019).
Di era serba digital, kata JK, Google berhasil membuat seluruh masyarakat bergantung dalam hal mencari apapun. Sedangkan Facebook dan Twitter berhasil menghubungkan masyarakat secara luas. Begitu juga Amazon yang memberikan kemudahan dalam banyak hal.
"Empat yang memonopoli kehidupan kita dan juga kehidupan ekonomi di dunia secara besar-besaran," kata JK.
JK mengaku sangat memberikan perhatian khusus terhadap perkembangan teknologi. Apalagi teknologi bisa menentukan arah bisnis tersebut.
Dia menceritakan, sejak 35 tahun lalu atau saat masih menjadi pengusaha sudah banyak menjalankan usaha, baik yang kecil maupun yang besar. Usaha kecil yang pertama JK lakukan adalah membuka babershop atau jasa tukang cukur rambut.
Seiring perkembangan zaman, jasa tersebut pun tutup ketika masyarakat di dunia demam rambut panjang ala The Beatles. Sedangkan usaha yang besar, JK mengaku pernah kerja sama operasi (KSO) di sektor telekomunikasi.
Pekerjaannya adalah membangun infrastruktur telekomunikasi bawah tanah di seluruh Indonesia Timur. Tujuannya, agar masyarakat mampu menggunakan telepon rumah. Adapun, investasi pada saat itu sekitar US$ 400 juta.
Namun, seiring waktu berjalan JK pun banyak mengikuti seminar seputar bisnis yang pembicaranya berasal dari luar negeri seperti Amerika Serikat (AS). Dalam seminar itu, disebutkan banyak ke depan setiap transaksi keuangan tidak perlu lagi datang ke kantor.
"Ada seorang profesor dari Amerika mengatakan bahwa nanti semua transaksi lewat telepon, terjadi di kantong. Apa yang profesor bilang ini? Nggak perlu lagi kita ke kantor, ke bank, atau beli sesuatu semua di kantong. Apa maksudnya orang ini? Saya nggak paham karena waktu itu untuk wireless itu kita jinjing," jelas JK.
Rasa tidak mengerti JK akhirnya terjawab pada tahun 2000-an, atau saat-saat munculnya smartphone. Pada saat itu juga bisnis di sektor telekomunikasi tutup.
"Jadi artinya ingin saya katakan bahwa perkembangan teknologi dalam bidang bisnis sangat menentukan arah ke depan. Kalau tidak percaya maka anda akan kesulitan. Sama dengan kesulitan yang saya alami. Investasi begitu besar tapi kemudian mubazir," tutur JK.(dtf)