Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kelompok Kerja Pariwisata Kawasan Danau Toba dan Pariwisata Berkelanjutan Universitas Sumatra Utara (Pokja PKDT & PB USU) mengakui banyak persoalan di Kawasan Danau Toba (KDT) yang sulit diatasi. Antara lain masalah krisis air bersih dan karakter masyarakat.
Hal itu disampaikan Ketua Pokja PKDT&PB USU, Nurlisa Ginting dalam Multistakeholder Meeting Pariwisata yang berlangsung di Biro Pusat Administrasi USU, Jalan Dr Mansyur Medan, Kamis (8/8/2019).
Penjelasan Nurlisa itu menanggapi kritik dari Djamidin Manurung salah seorang pengurus Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT) yang ikut di acara itu. Djamidin meminta agar Pokja tidak sekadar diskusi namun turun langsung ke lapangan.
Djamidin mengatakan, selain kerusakan lingkungan, masalah lain di KDT adalah krisis air bersih.
"Kami tidak bisa selesaikan semua. Harus ada organisasi yang profesional untuk itu. Kami sifatnya menghimpun. Idealnya memang ada agen of change yang berasal dari masyarakat setempat," kata Nurlisa.
Terkait soal penyebutan pariwisata Danau Toba, Gagarin Sembiring dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sumatra Utara mengingatkan, agar ada kesenamaan nama yakni, Geopark Kaldera Toba.
"Kita tidak usah sungkan lagi menyebut Geopark Kaldera Toba dalam story telling. Meski masih proses pengusulan di UGG, tapi dunia pun sudah mengakui Kawasan Danau Toba merupakan peristiwa geologis yang maha dahsyat," kata Gagarin.