Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Sumatra Utara (Sumut) mampu memangkas pembelian barang impor senilai US$ 438,224 juta sepanjang Januari-Juni 2019 menjadi US$ 2,222 miliar dibandingkan periode sama tahun 2018 senilai US$ 2,661 miliar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, faktor utama penurunan impor bahan baku penolong sebesar 13,65% atau US$ 280,476 juta menjadi US$ 1,774 miliar dari US$ 2,054 miliar di periode sama tahun lalu.
Karena peran bahan baku penolong terhadap total impor Sumut sangat besar yakni 79,82%. Jadi jika pembelian golongan barang ini turun, otomatis bakal berdampak besar pada impor Sumut," kata Kepala BPS Sumut, Syech Suhaimi, Kamis (8/8/2019).
Bukan hanya bahan baku penolong, impor barang modal juga turun 23,29% atau US$ 81,353 juta menjadi US$ 267,903 juta dari US$ 349,256 juta pada Januari-Juni 2018. Selanjutnya impor barang komsumsi juga terpangkas US$ 76,394 juta atau 29,72% menjadi US$ 180,643 juta dari US$ 257,037 juta Di tahun 2018.
Untuk golongan barang yang diimpor, penurunan terjadi pada mesin-mesin/pesawat mekanik sebesar 12% menjadi US$ 285,413 juta, bahan bakar mineral terpangkas 41,59% menjadi US$ 246,953 juta dan ampas/sisa industri makanan terpangkas 5,02% menjadi US$ 157,104 juta. Selain itu, ada juga penurunan untuk pembelian bahan kimia anorganik, mesin/peralatan listrik, karet dan barang dari karet, serta pupuk
Ketua BPD Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (Ginsi) Sumut, Dianto MS, mengatakan, penurunan impor Sumut karena importir kemungkinan masih punya stok barang. "Sejak awal tahun, banyak barang modal sudah banyak masuk ke Sumut. Mungkin stoknya masih belum habis makanya importir memangkas pembelian. Selain itu, permintaaan mungkin agak menurun pasca Lebaran, baik untuk barang modal, bahan baku penolong maupun barang konsumsi," katanya.