Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Labuhanbatu. Proyek pembangunan konstruksi jembatan rambin (jembatan gantung) di Desa Tebing Linggahara, Kecamatan Rantau Selatan, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatra Utara, yang putus, Rabu (7/8/2019) sore terkesan misterius. Sebab, di lokasi proyek jembatan penghubung antar wilayah itu tak terlihat plank proyek. Sehingga tak diketahui rekanan pengerja konstruksi tersebut. Terlebih lagi, besaran alokasi anggaran yang ada.
"Tak ada terlihat plank proyeknya," ungkap salahseorang anggota DPRD Labuhanbatu Abdul Karim Hasibuan, Kamis (8/8/2019) ketika meninjau lokasi.
Menurutnya, sejumlah kejanggalan tampak di lokasi. Misalnya, aku Karim longgarnya sejumlah baut pengikat kabel. Kemudian, kata dia indikasi kerjaan kurang profesional.
"Tak tau kita berapa pagunya, dan siapa yg mengerjakan. Tapi dari cara kerjanya saya lihat asal-asalan," jelasnya.
Kemudian, kata dia mengaku heran. Sesuai informasi yang diperoleh proyek tersebut milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara.
"Tapi ini program BPBD Provinsi. Makanya saya juga heran, kok kontruksi yang mengawasi BPBD," bebernya.
Senada, Kepala Desa Tebing Liggahara, Solehuddin Ritonga kepada medanbisnisdaily.com via ponsel pribadinya juga mengatakan hal yang sama. Dia menjelaskan jika proyek tersebut milik BPBD Sumut.
"Infonya seperti itu. Tapi coba konfirmasi ke BPBD Labuhanbatu," sarannya.
Kabel sling baja pembangunan konstruksi jembatan rambin (jembatan gantung) di Desa Tebing Linggahara, putus. Akibatnya, sejumlah warga terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rantauprapat.
Informasi diperoleh, jembatan rambin baru di atas arus sungai Bilah tersebut dalam tahap pengerjaan pembuatan konstruksinya. Setelah jembatan rambin terdahulu putus disapu air, Jumat (14/12/2018) lalu, sekira pukul 09.00 WIB.
Sebanyak delapan orang anak warga setempat yang saat peristiwa terjadi sedang melintas di atas jembatan itu, juga ikut terempas ke sungai. Dampaknya, dua anak mengalami luka serius. Bahkan, seorang diantaranya mengalami patah tulang tangan.
Dan, kabel yang terputus tersebut juga mengenai dua pekerja pembangunan konstruksi jembatan yang telah dikerjakan lebih dua bulan terakhir.
Kedua pekerja konstruksi jembatan itu sudah kembali bekerja. Bahkan, korban Tumin alias Aman dan Selamat, keduanya warga Desa Aek Buru, Kecamatan NA IX-X, Labura sudah beraktivitas di lokasi. Hanya saja, keduanya tampak masih lemas. Aman terlihat pincang saat berjalan dan Selamat mengalami kondisi bengkak di bahu kanan.
"Kami cuma kusuk (pijat) di tukang urut," papar Selamat.
Informasi di lokasi, penyebab rubuhnya jembatan tersebut diduga karena Span drat atau contreks pengikat kabel sling patah. Akibatnya, jembatan sepanjang sekira 100-an meter tersebut terempas ke permukaan air. Diduga, span drat tersebut tidak sesuai standart. Sebab, tak terlihat tulisan standar nasional Indonesia (SNI) di fisik span drat itu.
Pantauan di lokasi, tampak puluhan pekerja melakukan pembenahan sisa runtuhnya jembatan itu. Salahseorang pekerja di sana, mengaku jika konstruksi jembatan yang seharusnya rampung sepekan mendatang harus dibongkar ulang.