Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Bank Indonesia (BI) memprediksi defisit transaksi berjalan menjadi 2% produk domestik bruto (PDB) pada 2024 mendatang. Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan defisit pada transaksi berjalan merupakan salah satu penghambat pertumbuhan ekonomi.
"Dalam lima tahun ke depan current account deficit (CAD) atau defisit transaksi berjalan akan sekitar 2% dari PDB," kata Perry di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (9/8/2019).
Dia menyebutkan, jika CAD membaik maka pertumbuhan ekonomi pada 2024 juga diprediksi bisa menembus angka 6%. Kemudian pendapatan per kapita mencapai US$ 6.000 atau sekitar Rp 85 juta per tahun. Pada 2018 pendapatan per kapita sebesar US$ 3.927 atau sekitar Rp 56 juta per tahun.
Angka ini naik dibandingkan periode 2017 sebesar RP 51,9 juta dan 2016 Rp 47,9 juta. "Tahun ini pertumbuhan ekonomi sedikit di bawah 5,2% tapi lima tahun ke depan bisa tembus 6%," jelas dia.
Dia menambahkan proyeksi tersebut bisa dilakukan dengan berbagai cara. Di antaranya melalui bauran kebijakan moneter dan makroprudensial serta mendorong pariwisata untuk meningkatkan devisa.
"Kami sudah berikan forward guidance kita masih ada ruang untuk kebijakan akomodatif, baik penurunan likuiditas atau turunkan suku bunga. Pariwisata juga kita dorong, ada lima plus dua destinasi, antara lain Bali, Jogja, Wakaktobi, Labuan Bajo, Tanah Toraja," tambahnya.
Bank Indonesia (BI) mencatat defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) kuartal II 2019 sebesar US$ 8,4 miliar atau 3,04% dari produk domestik bruto (PDB). Defisit ini melebar dari kuartal sebelumnya US$ 7 miliar atau 2,6% dari PDB maupun kuartal yang sama tahun lalu US$ 8 miliar atau 3% dari PDB.(dtf)