Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Mencegah tentu lebih baik daripada mengobati. Pasalnya, sehat itu mahal dan hidup tidak selalu bisa bebas dari sakit. Di sisi lain, biaya rawat inap tak dapat diprediksi, biasanya jumlahnya bisa lebih besar dari kemampuan bayar. Lalu, apakah kita bisa hidup bebas dari biaya rumah sakit?
Vice President of Life Operation Division Sequis, Eko Sumurat dalam keterangan tertulisnya yang diterima medanbisnisdaily.com, Senin (12/8/2019), mengatakan, memiliki asuransi kesehatan adalah solusi untuk melindungi anggaran keluarga ketika terjadi risiko sakit. Artinya, ketika harus rawat inap dan pasca rawat inap kita harus menyiapkan sejumlah uang untuk biaya rumah sakit. Biaya yang harus disiapkan tersebut belum termasuk biaya lainnya, seperti transportasi dan makan bagi keluarga yang menjaga pasien.
Karena biaya rumah sakit yang sangat tinggi, seringkali anggaran lainnya harus dikorbankan sehingga rencana lain pun tertunda. Selain itu, karena biaya medis tidak dapat diprediksi bisa jadi malah menambah beban utang kartu kredit atau utang lainnya. Itu juga belum menghitung biaya pasca rawat inap seperti checkup, terapi, atau kontrol lanjutan. Dengan memiliki asuransi kesehatan maka sejumlah biaya untuk rawat medis dapat dialihkan ke perusahaan asuransi sebagai penanggung dan keuangan keluarga pun dapat tetap terjaga.
Lalu kapan sebaiknya memiliki asuransi? Tentu saja ketika sehat malah akan lebih baik memiliki asuransi saat usia masih muda. Untuk itu, gaya hidup sehat, seperti makan yang bergizi, berolahraga teratur, cukup istirahat, dan tidak stres sangat penting agar tubuh bugar dan produktif.
Namun, aktivitas baik tersebut belum cukup, menurut Manager Medical Underwriter Sequis, dr Fridolin Seto Pandu, manusia tidak bisa menghindari polusi dan pencemaran lingkungan di sekitarnya. Belum lagi mudahnya penularan penyakit karena semakin banyak virus dan bakteri. Karenanya, perlu melakukan pemeriksaan kesehatan rutin sebagai salah satu upaya pencegahan (preventive).
Pencegahan rutin yang dimaksud adalah Medical Check Up (MCU). Jika rutin melakukan pemeriksaan MCU secara berkala tentu akan membantu mendiagnosis penyakit yang berpotensi menjadi penyakit serius, sehingga akan lebih mudah diobati sebelum terlambat. Selain itu, rutin melakukan MCU akan membuat lebih waspada terhadap gejala dan tanda penyakit.
Melakukan pemeriksaan kesehatan bermanfaat saat mengajukan asuransi karena informasi kesehatan akan menentukan beberapa hal, seperti besaran premi, apakah perlu ekstra premi, peninjauan pengajuan asuransi atau malah pengajuan asuransi ditolak.
“Biasanya masyarakat menjadi lebih sadar untuk melakukan pemeriksaan jika ada anggota keluarga yang terkena penyakit, ada riwayat penyakit dalam keluarga, atau jika merasakan gejala dalam tubuh yang mengganggu aktivitasnya, padahal jika sejak awal melakukan MCU ada beberapa penyakit yang dapat dicegah penyebarannya karena terdeksi sejak dini melalui MCU,” ujarnya.
Asuransi kesehatan adalah solusi untuk menjalani pemulihan kesehatan tanpa perlu kuatir biaya perawatan. Oleh karena itu, sangat penting melakukan MCU guna mendeteksi penyakit lebih dini dan jika ada penyakit lebih cepat disembuhkan dan tentu saja akan memudahkan pengajuan asuransi karena proses underwriting akan lebih cepat,” tambah dr Fridolin.
MCU untuk Siapa?
Penanggung jawab MCU RS Omni Alam Sutera, dr Anastasia Lilian Suryajaya mengatakan, MCU dapat mendeteksi sejumlah penyakit, misalnya kelainan darah, kelainan urin, fungsi hati, kondisi kolesterol, golongan darah, hepatitis B, asam urat, dan skrining diabetes. Akan tetapi, MCU bukan untuk menegakkan diagnosa atau mengobati penyakit.
“MCU merupakan pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui status kesehatan pasien dan sebagai cara deteksi dini adanya penyakit atau gangguan kesehatan sehingga jika ditemukan adanya gangguan kesehatan atau suatu penyakit dapat ditangani dan diobati lebih cepat dan tepat,” sebut dr Anastasia.
MCU terutama dianjurkan untuk usia di atas 35 tahun karena pada usia ini proses penuaan mulai terjadi, sedangkan untuk usia di bawah 35, disarankan jika ada keluhan dan faktor-faktor risiko (keturunan keluarga, merokok, pola hidup). Pada penderita diabetes, hipertensi, dan ginjal perlu MCU berkala untuk evaluasi perkembangan penyakitnya sehingga dapat terkontrol dan tidak menyebabkan komplikasi.
Dr Anastasia menyarankan agar perempuan juga rutin melakukan MCU yang terkait kesehatan reproduksi. “Bagi perempuan yang berusia di bawah 40 tahun sebaiknya melakukan cek USG, sedangkan bagi yang sudah berusia di atas 40 dapat melakukan mammografi dua tahun sekali bagi usia 40-50 tahun dan sekali setahun bagi yang berusia 50 tahun untuk mendeteksi dini kanker payudara. Ada juga MCU untuk mendeteksi kanker serviks dengan cara pap smear yang dapat dilakukan sejak usia 21 tahun untuk yang sudah berhubungan seksual atau sudah menikah. Dapat dilakukan setiap dua tahun untuk usia 21 tahun dan setelah usia 30 tahun dilakukan setiap 3 tahun,” imbuh dr. Anastasia. MCU juga sebaiknya dilakukan setiap 1 tahun sekali bagi mereka yang berusia lanjut karena terdapat peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, penyakit ginjal, penyakit liver, dan diabetes mellitus, sedangkan untuk anak, MCU sudah dapat dilakukan sejak bayi untuk pemantauan tumbuh kembang anak, pemeriksaan mata, pemeriksaan THT, pemeriksaan tubuh secara keseluruhan, dan pemeriksaan darah.
Persiapan Sebelum MCU
Melakukan MCU memerlukan persiapan karena akan berdampak pada akurasi hasil pemeriksaan dan tindak lanjutnya. Pastikan tubuh dalam kondisi sehat, tidak melakukan aktivitas berat, seperti olahraga, istirahat yang cukup, tidak merokok dalam 24 jam sebelum pemeriksaan, tidak mengkonsumsi alkohol maupun obat 24 jam sebelum pemeriksaan darah atau 48 jam sebelum pengambilan urin kecuali atas permintaan dokter. Tidak memakai perhiasan atau barang berharga lainnya selama melakukan MCU agar hasil MCU bisa optimal atau tidak bias dan paling baik jika dilakukan pada pagi hari saat tubuh belum banyak melakukan aktivitas.
Beberapa MCU mewajibkan harus berpuasa, misalnya untuk mengetahui pemeriksaan glukosa, kolesterol, urea, dan asam urat. Jika diwajibkan puasa maka lakukan puasa minimal 10-12 jam sebelum pemeriksaan. Selama puasa hanya bisa mengonsumsi air putih. Untuk pemeriksaan USG Abdomen banyak minum dan tahan buang air kecil 60 menit sebelum pemeriksaan. Ada beberapa ketentuan pada pemeriksaan pap smear, seperti tidak melakukan hubungan badan 1 hari sebelum melakukan MCU, hindari pemakaian cream/spray atau pengobatan lain pada bagian yang akan diperiksa selama 48 jam sebelum melakukan MCU, melakukan pemeriksaan 5-7 hari setelah selesai siklus haid, dan MCU tidak dilakukan saat siklus haid.
Jika dari MCU terdapat hasil yang tidak normal, adanya kelainan, atau penyakit maka dr. Anastasia menganjurkan untuk mendapatkan terapi dari dokter dan ikuti anjuran dari dokter yang diberikan dari hasil MCU. Apabila tidak ada penyakit atau ganggguan lain ia juga tetap menyarankan agar MCU tetap dilakukan setahun sekali.