Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali berada di zona merah mengikuti pelemahan indeks saham bursa global. Minimnya sentimen positif dari dalam maupun luar negeri menekan pergerakan IHSG hari ini. IHSG ditutup turun 39 poin atau turun 0,634% di level 6.210. Level terendah IHSG berada di level 6.198 dan tertinggi berada di level 6.251.
Tak hanya IHSG, seluruh indeks saham kecuali ATX Vienna juga berada di zona merah. Indeks Hangseng terkoreksi paling dalam sebesar 2,1% disusul pelemahan indeks Dow Jones 1,48%, Indeks NYSE turun 1,27%, indeks S&P 500 turun 1,23%, indeks Kuala Lumpur 1,14% dan indeks Nikkei 1,15%.
Analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, mengatakan, perang dagang AS dengan Cina menjadi pemicu melambatnya pertumbuhan ekonomi di beberapa negara. "Tak hanya negara berkembang bahkan negara maju sekalipun akan terkena dampak dari perang dagang AS dengan Cina," katanya, Selasa (13/8/2019).
Lesunya ekspor barang tak hanya dirasakan bagi Indonesia. Beberapa negara juga mengalami hal yang sama seperti yang dirasakan oleh Cina, Singapura, Korea, Taiwan dan Hongkong. Ketegangan situasi ekonomi antara kedua negara berimbas pada banyaknya persaingan usaha yang semakin ketat sedangkan hal ini tidak diimbangi dengan permintaan barang yang sesuai. Apalagi saat ini Kisruh dagang Jepang dan Korea justru memperkeruh suasana dimana sebelumnya Korea melakukan pemboikotan atas produk-produk Jepang.
Kini Korea Selatan mencoret Jepang dari mitra dagangnya begitupun dengan Jepang yang akan melakukan hal yang sama. Hal ini jelas menambah ancaman baru bagi ekonomi global yang tidak hanya berimbas pada kedua negara.
"Namun saya kira pasti ada celah bagi Indonesia untuk memanfaatkan sedikit kesempatan untuk mengambil peluang dari situasi ini," kata Gunawan.
Disisi lain, nilai tukar rupiah juga masih terkoreksi 0,442% di kisaran level 14.313/dolar AS. Sejauh ini Bank Sentral telah melakukan sejumlah strategi untuk menstabilkan nilai tukar rupiah. Namun hal ini belum direspon positif bagi pergerakan rupiah terhadap dolar AS. Tapi terhadap mata uang negara lainnya seperti yen, won dan ringgit, rupiah sudah berhasil berbalik arah.