Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Aksi demontrasi yang dilakukan pengemudi ojek online (ojol) di Medan sangat disayangkan. Pendemo dinilai kurang memanfaatkan kesempatan komunikasi dua arah yang telah dibangun perusahaan dengan mitranya sejak lama.
"Padahal komunikasi dua arah yang dibangun perusahaan dengan mitranya bisa dimanfaatkan sebagai media untuk mediasi kedua belah pihak. Mitra bisa memanfaatkan hal tersebut agar masukannya bisa diterima. Karena demo justru hanya memperkeruh suasana," kata pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, Kamis (15/8/2019).
Aksi demontrasi driver Gojek masih dilatarbelakangi oleh upaya jaminan kualitas layanan yang dilakukan Gojek terutama terkait pemerataan orderan. Padahal, itu dilakukan karena ditemukan adanya keluhan konsumen terkait orderan yang diambil mitra namun proses penjemputan lama.
Keluhan tersebut lalu direspon pihak aplikator dengan kebijakan yang menjamin kenyamanan konsumen. Diantaranya memprioritaskan mitra yang lebih banyak mengambil orderan dan diratingkan.
Tuntutan lain yang disampaikan pendemo kepada Gojek adalah membuka kembali pendaftaran mitra (on boarding). Padahal, kata Gunawan, jika kebutuhan konsumen masih besar maka on boarding pasti dilakukan Gojek. Apalagi hal ini tentunya harus dibarengi sejumlah kajian analisis. Salah satunya adalah keseimbangan antara permintaan dan persediaan.
"Kalau trennya sudah jenuh, ya memang sebaiknya ditutup dulu. Ini agar menjaga persaingan antar driver tidak terlalu ketat, kesinambungan pendapatan mitra juga perlu dipertimbangkan di situ," kata Gunawan.
Sementara, untuk kasus open suspend, Gunawan menyebutkan harus mempertimbangkan sisi konsumennya terlebih dulu. Sebab, jika open suspend dibuka begitu saja, dikhawatirkan akan berpotensi merusak bisnis perusahaan. Karena yang disuspend ini umumnya mitra bermasalah yang merugikan pelanggan maupun perusahaan.
"Jadi semua kebijakan Gojek sudah tepat. Karenanya, komunikasi dua arah hars dilakukan," kata Gunawan.
Merespons permintaan para driver Gojek di Medan, perusahaan Aplikasi Karya Anak Bangsa tersebut menyatakan sangat penting komunikasi dengan mitra driver. "Tentu diharapkan komunikasi antara perusahaan dengan mitra driver bisa terus berjalan dengan baik," kata Head CA Gojek Regional Sumatera, Teuku Parvinanda.
Gojek, kata Parvinanda, memiliki sistem prioritas. Yang dilakukan perusahaan adalah pembaharuan sistem alokasi, dimana Gojek berkomitmen untuk terus meningkatkan kemudahan dan kenyamanan mitra driver dalam bekerja. Pada sistem ini, kedekatan dengan titik lokasi bukanlah satu-satunya parameter dalam pembagian order. Order yang dibuat oleh konsumen akan disebarkan kepada mitra yang berada pada radius tertentu.
Kemudian, mitra yang paling rajin (tidak pilih-pilih order), punya rating tinggi, berpeluang lebih besar untuk mendapatkan order tersebut. Melalui sistem yang baru ini, jumlah mitra driver yang berbuat curang menggunakan Fake GPS dapat berkurang. Sistem baru ini juga secara tidak langsung membuat pengguna mendapat kualitas pelayanan yang lebih baik.
"Saat ini kami sudah tidak membuka lagi pendaftaran mitra driver di Medan. Namun kami juga perlu menyampaikan bahwa pembukaan pendaftaran bersifat dinamis dengan mempertimbangkan supply dan demand untuk memastikan masyarakat tetap dapat menggunakan layanan kami dengan baik," katanya.
Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin.