Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Cabai merah kini menjadi momok menakutkan bagi inflasi Sumatra Utara (Sumut). Betapa tidak, cabai merah menjadi penyumbang terbesar bagi inflasi Sumut sejak Maret-Juli 2019. Tercatat, pada Maret 2019, cabai merah menyumbang 0,40%, lalu pada April sebesar 0,85%, Mei sebesar 0,80%, Juni sebesar 1,26% dan pada Juli sebesar 0,95%. Itu artinya, cabai merah sudah menyumbang sekitar 4,26% terhadap tingkat inflasi Sumut secara year to date (Januari-Juli) yang mencapai 5,21%.
Capaian inflasi Sumut secara year to date ini menjadi yang terburuk, karena di periode sama tahun lalu hanya sebesar 1,83%. Realisasi inflasi Sumut hingga bulan Juli ini juga sudah jauh di atas target inflasi Sumatra dan nasional tahun 2019 yang dipatok dikisaran 3,5±1%.
Pada Agustus ini, inflasi Sumut diperkirakan masih sulit diredam karena si momok menakutkan yakni cabai merah, masih mahal. Saat ini, di sejumlah pasar tradisional harganya masih berkisar Rp 88.000 hingga Rp 100.000/kg. Bahkan di pedagang kelontong, bisa mencapai Rp 120.000/kg. Ini membuat sejumlah pengamat memperkirakan bahwa inflasi Sumut di Agustus masih akan di atas 1%.
Menyikapi hal ini, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumut berkomitmen untuk mengembalikan harga pangan terutama cabai merah.
"Untuk cabai merah akan diadakan operasi pasar agar harganya terkendali. Selain itu, distribusi dari sentra cabai akan dipastikan kelancarannya sehingga pedagang bisa mendapatkan stok seperti biasa. Jadi jumlahnya tidak berkurang," kata Wakil Ketua TPID Sumut, Wiwiek Sisto Widayat, Kamis (15/8/2019).
Wiwiek mengatakan, TPID akan mengkoordinasikan pelaksanaan operasi pasar secara efektif dan transparan. Selain itu, pasar murah juga akan digelar supaya harga bisa terjangkau masyarakat. Untuk ketersediaan pasokan, akan dipastikan dengan cara melakukan pemberian bantuan saprodi bantuan kepada petani. Karena memang ada sejumlah sentra terutama cabai yang sedang bermasalah.
Pihaknya juga akan melakukan pemantauan harga secara insentif baik secara langsung di pasar maupun melalui sistem informasi harga pangan (PIHPS).
"Tentu TPID akan terus mengawal agar inflasi Sumut terkendali. Diharapkan juga masyarakat konsumsi pangan terutama cabai seperlunya. Karena itu bagian dari kampanye Belanja Bijak dan diharapkan bisa berkontribusi dalam meredam kenaikan harga pangan khususnya cabai merah," kata Wiwiek.