Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Panyabungan. Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal. (Madina) didesak agar segera membangun jembatan permanen penghubung Laru-Tambangan, Kecamatan Tambangan. Pasalnya, jembatan rambin alternatif yang ada saat ini sudah tidak memadai. Warga 7 desa seberang Batang Gadis yang mempergunakan jembatan ini juga kesulitan membawa hasil pertaniannya ke ibu kota kecamatan.
Bukan itu saja, pasca jatuhnya jembatan bally ini 9 bulan lalu, pembangunan jembatan ini sampai sekarang mereka anggap belum jelas.
Padahal, keberadaan jembatan permanen ini sangat urgen bagi warga. Selama ini, jembatan tersebut menjadi satu satunya alternatif penghubung antara 7 desa seberang Batang Gadis dengan Laru sebagai Ibu Kota Kecamatan. Ke tujuh desa itu adalah Tambangan Jae, Tambangan Tonga, Tambangan Pasoman, Rao-Rao Dolok, Rao-Rao Lombang, Panjaringan dan Simangambat.
Setiap harinya jembatan rambin ini dilalui ratusan pelajar yang sekolah di SLTP atau SLTA di wilayah Laru. Sebagian di antara mereka ada yang diantar orangtuanya menggunakan sepeda motor, sedangkan sebagian lagi berjalan kaki.
Pulnang Rangkuti, salah seorang warga Tambangan Jae, kepada wartawan, Jum'at (16/8/2019) mengatakan, sebenarnya kondisi jembatanalternatif ini sudah tidak layak untuk di lewati. Mereka mendesak Pemerintah agar segera membangun jembatan ini menjadi permanen. Sebab, warga sudah cukup lama menderita karena Titi Gantung alternatif ini.
"Warga sudah cukup lama menderita, hasil alam tidak bisa di bawa ke ibu kota Kecamatan. Bukan itu saja, harga harga hasil pertanian menjadi murah. Karet misalnya, beda harganya bisa mencapai Rp. 2.000 di banding harga di Pasar Laru", ujarnya.
Sebagian kayu dan papan penahan jembatan rambin ini sudah patah, sehingga menyebabkan goyangan cukup kuat kalau di lewati. Begitu juga dengan kawat pembatas sudah banyak yang rusak. Selain itu, kenderaan yang lewat di sini harus antri dengan satu arah. Sebagian pengguna sepeda motor harus menurunkan orang yang di bonceng karena takut jatuh ke sungai.
Sebaimana diketahui November 2018 lalu, jembatan Bally yang menghubungkan Laru-Tambangan ini hanyut disebabkan arus sungai Batang Gadis meluap. Bukan itu saja, arus sungai juga menghanyutkan rangka jembatan baja yang sedang dibangun di samping jembatan Bally. Hanyutnya jembatan ini menyebabkan hubungan ke 7 desa seberang Batang Gadis saat itu putus total.
Bersamaan dengan itu, rangka jembatan baja yang sedang dikerjakan CV. Andalas Raya juga hanyut. Kedua jembatan ini di bawa arus sungai sekitar 100 meter dari lokasi kejadian. Setelah itu, di bangunlah Titi Gantung alternatif agar warga bisa ewat menuju ibu kota kecamatan.