Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Hibah pengabdian pada masyarakat dari Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mendorong hasil penelitian dosen dari berbagai laboratorium menjadi produk komersil. Salah satunya, Prof Dr Rosdanelli Hasibuan MT telah mengantarkan product from Lab to market, pemilik usaha sabun cair Ina Klin yang mendapat dana hibah pengabdian pada tahun 2018 dan dilanjutkan tahun 2019.
Saat ini, dia juga sedang meneliti pembuatan pewarna dan pewangi alami yang akan digunakan sebagai bahan tambahan pada produk sabun cair pencuci piring Ina Klin.
Dari hibah tersebut, membuat usaha yang dibangun tahun 2008 ini, dapat meningkat kualitas dan kuantitasnya melalui penggunan mesin otomatis dalam berproduksi.
“Bantuan ini dari Kemenristekdikti bagi dosen-dosen yang memiliki produk. Jadi dosen yang mempunyai produk, didanai melalui program pengabdian pada masyarakat dengan skema PPUIK [Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus], dan ini menjadi tahun kedua,”ujar Prof. Dr. Rosdanelli Hasibuan MT yang juga merupakan Kepala Laboratorium Proses Industri Kimia Universitas Sumatera Utara (USU), Sabtu (17/8/2019).
Bantuan yang diberikan ini sambungnya, bisa langsung dibawah rektorat, laboratorium ataupun fakultas. Dengan dana hibah, diperuntukkannya untuk pengadaan alat baru berupa mesin otomatis serta biaya operasional.
“Kebetulan saya ini, produknya sabun cair cuci piring. Sabun cair ini sudah ada sudah izin produksi, izin edar dan juga bersertifikat halal. Kenapa bersertifikat halal, karena daya saingnya belum ada di kota Medan ataupun Sumut. Namun produk serupa yang bersertifikasi halal dari pusat sudah ada,”terangnya.
Hal ini, sambungnya menjadi peluang yang cukup menjanjikan. Apalagi dengan diterapkannya UU No 33 tahun 2018 tentang Jaminan Produk Halal (JPH) pada 17 Oktober tahun ini. Sehingga setiap produk yang belum bersertifikasi halal harus segera melengkapinya.
Kehadiran PPUPIK di labaratorium ini juga sambungnya, bermanfaat bagi mahasiswa. Karena mereka bisa melihat hasil laboratorium yang dikonversi ke hasil komersil.
“Kita punya modul-modulnya di lab ini, lab proses industri kimia. Tapi kan ini masih skala lab, sekarang kita scale up, jadilah ini scale up pilot,”ujarnya.
Hibah Kemenristekdikti tahun 2019 ini tambah Prof Dr Rosdanelli Hasibuan MT, memberdayakan empat orang mahasiswa magang, masing-masing; Elisabeth Gultom, Irene Natalia Nababan, Widya Nanda Sari dan M Raihan.
Selain itu, bagi mahasiswa dengan mata kuliah teknopreneur juga bisa memanfaatkannya.
“Jadi mahasiswa teknopreneur bisa melihat peluang ini, setelah tamat dari teknik kimia bisa membuat usaha-usaha seperti ini. Mereka juga boleh magang, menjual produk dari sini atau bisa menduplikasi. Dan juga bagi anak yang nge lab bisa mempraktekkannya juga,” pungkasnya.
Ditambahkannya, bagi setiap kampus, jika mempunyai PPUPIK tiga saja, itu sudah bisa menaikkan akreditasinya. "Jadi sangat penting program PPUIK ini ada di kampus-kampus,” ujar Rosdanelli Hasibuan.