Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Belakangan ini, siklus program bayi tabung semakin meningkat. Untuk itu, dokter spesialis obgyn Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Stela Maris, dr Ray Christy Barus MKed (OG) SpOG menyampaikan, hal ini menjadi pertanda bahwasanya semakin banyak masyarakat yang kini lebih kesulitan dalam mendapatkan keturunan.
"Pada 2018, siklus bayi tabung di RSIA Stela Maris lebih kurang mencapai 900. Sedangkan hingga Juli 2019, siklusnya sudah mencapai 560," ungkapnya, usai menjadi pembicara di sela-sela seminar awam teknologi terkini seputar bayi tabung, di RSIA Stela Maris, Medan, Minggu (18/8/2019).
Ray menjelaskan, hal ini umumnya terjadi dikarenakan pola hidup masyarakat yang semakin tidak baik. Menurutnya, masyarakat kini lebih banyak menerapkan pola hidup yang negatif ketimbang positif, seperti kebiasaan merokok pada laki-laki dan perempuan, alkohol yang menjadi life style, kerja lebih berat, maupun cuaca yang semakin panas.
"Artinya trendnya pasti naik, sehingga semakin susah orang untuk punya anak," jelasnya.
Ray mengatakan, bila selama setahun pasangan suami istri sudah mencoba mempunyai anak tetapi belum membuahkan hasil, ia menyarankan agar tidak segan-segan memeriksakan kesuburannya. Sebab bila usia sudah mencapai 37 tahun ke atas, maka untuk punya anak tentu akan semakin susah.
"Bukan berarti harus bayi tabung. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mencari tahu di mana permasalahan dalam kesuburannya, sehingga tidak sampai bertahun-tahun," terangnya.
Sebab ia menyebutkan, dalam program bayi tabung, penting juga dilakukan konsultasi dan screening terlebih dahulu. Jika semua syaratnya sudah memenuhi, baru pasien akan diarahkan untuk menjalani program bayi tabung.
"Untuk teknologi, kita sekarang sudah sama dengan yang ada di luar negeri. Misalnya kita bisa menscreening kelainan bawaan pada embrio," sebutnya.
Sementara itu, dr Yudha Sudewo MKed (OG) SpOG dalam seminar yang di moderatori oleh Dr dr Binarwan Halim MKed (OG) SpOG (K) FICS ini menambahkan, dalam program bayi tabung yang perlu diingat adalah, tidak semuanya bakal berhasil dilakukan.
Ia menuturkan, bila embrio kurang baik maka rahim ibu akan menolak. Karenanya, dalam menghasilkan embrio yang baik, tentunya harus dibarengi dengan sel telur dan sperma yang baik pula. "Karena tidak semua embrio bisa tertanam di rahim," ucapnya.
Selain kedua dokter tersebut, turut menjadi pembicara dalam seminar ini ialah dr Hilma Putri Lubis MKed (OG) SpOG dan juga dr Bob Bachsinar SpU.