Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Dewan Negara Cina menyerukan pengembangan lebih besar kota Shenzhen selatan dan integrasi budaya dan ekonominya dengan negara tetangga Hong Kong dan Makau.
Dilansir Reuters, arahan tersebut muncul ketika protes anti-pemerintah di Hong Kong mengancam status wilayah yang menjadi pusat keuangan Asia tersebut.
Hong Kong yang memiliki salah satu pelabuhan tersibuk di dunia berada di ambang resesi pertamanya dalam satu dasawarsa ketika protes anti pemerintah meningkatkan kehawatiran wisatawan dan menekan penjualan ritel dan investasi.
Pada 1990-an, reformasi berorientasi pasar dan dukungan pemerintah mengubah Shenzhen dari desa biasa di Cina menjadi pusat utama sektor manufaktur dan teknologi negeri panda tersebut.
Arahan tersebut menyerukan modernisasi tata kelola sosial di Shenzhen melalui aplikasi komprehensif big data, komputasi awan, kecerdasan buatan dan teknologi lainnya.
Ini juga sekaligus seruan untuk integrasi budaya dan ekonomi Shenzhen dengan Hong Kong dan Makau melalui pendanaan untuk rumah sakit, upaya bantuan bencana bersama dan pertukaran budaya, dan untuk lebih mengembangkan Hong Kong-Macao Greater Bay Area serta memperkaya praktik kebijakan 'satu negara, dua sistem'.
Hong Kong kembali dari Inggris ke pemerintahan Cina pada tahun 1997 di bawah formula "satu negara, dua sistem" yang menjanjikan kebebasan luas yang ditolak oleh warga di daratan Cina, tetapi banyak orang di Hong Kong percaya Beijing telah mengikis kebebasan itu.
Protes Hong Kong berawal dari penentangan terhadap RUU ekstradisi yang sekarang ditangguhkan, namun saat ini menyebar menjadi seruan untuk demokrasi yang lebih luas.
Pekan lalu pasukan paramiliter Cina melakukan latihan di luar stadion olahraga utama di Shenzhen, memicu spekulasi bahwa mereka mungkin akan dikerahkan di Hong Kong.(bisnis.com)