Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Senior Direktur Terresterial Conservation International (CI) Indonesia, Nassat Idris, mengungkapkan, Provinsi Sumatra Utara merupakan daerah dengan sensitivitas tinggi secara ekologis. Karena itu pula, kegiatan perbaikan lingkungan sangat penting. Penelitian pihaknya menunjukkan bahwa dari tahun 2001-2018, Sumut kehilangan tutupan hutan seluas 345.000 ha. Pihaknya menyayangkan Kehilangan tutupan hutan itu.
"Ini sangat disayangkan Pak," ujar Nassat Idris saat bersama rombongan beraudiensi kepada kepada Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro, Medan, Rabu (21/8/2019).
Sebagaimana diketahui, CI Indonesia merupakan organisasi nirlaba yang bekerja di Indonesia sejak 1991 membantu pemerintah di bidang konservasi sumber daya alam darat dan laut.
Lebih lanjut Nassat Idris menyampaikan, misi utama kehadiran CI adalah melindungi yang tersedia alam untuk kehidupan, seperti air bersih, udara yang segar, makanan bergizi, iklim yang stabil, mata pencaharian masyarakat dan keindahan alam.
Sementara untuk membantu pemulihan dan keseimbangan ekosistem di Sumut, CI Indonesia memberikan masukan beberapa langkah yang harus diambil. Di antaranya, termasuk pengembangan wilayah strategis melalui konservasi dan perlindungan tata air, produksi komoditas berkelanjutan, dan restorasi wilayah sensitif, hutan sosial, dan gambut.
"Kita telah banyak menjalin kerja sama dan bermitra dengan pemerintah daerah terkait penerapan konsep pembangunan berkelanjutan ini, jika Pemprov membutuhkan, kita siap untuk membantu menjadi mitra," kata Nassat.
Dalam pertemuan itu, antara lain dibahas tentang penerapan konsep pembangunan berkelanjutan yakni proses pembangunan berwawasan lingkungan. "Saya menyambut baik program seperti ini, saya butuh yang seperti ini. Alam dan lingkungan merupakan anugerah Tuhan yang harus kita jaga," ujar Edy.
Untuk menjaga keseimbangan ekosistem ini, kata Gubernur, beberapa langkah telah diambil. Dia mencontohkan groundbreaking yang menandai dimulainya pelebaran Sungai Badera yang langsung dipimpinya.
"Pepohonan dan bangunan yang berada di bantaran Sungai Badera diratakan. Sudah dikaji, yang harusnya sungai sampai selebar delapan meter, kini mengecil. Ini lah yang kita tertibkan kemarin," kata gubernur.
Ke depannya, Edy Rahmayadi ingin seluruh pembangunan di masa depan harus memperhatikan keberlanjutan dan lingkungan. Jika tidak, risiko yang harus ditanggung dan kerugian yang harus dibayar akibat pembangunan yang tidak terencana justru lebih besar. "Selama itu untuk kebaikan lingkungan Sumut, tentu Kami siap menerima masukan dan membuka kerja sama atau partnership," pungkas Edy.