Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Direktur Pengembangan Produk Ekspor Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI, Ari Satria, mengatakan, perdagangan luar negeri (ekspor) melalui promosi atau pemasaran lewat media sosial terus meningkat. Sejauh ini, produknya didominasi makanan dan minuman.
"Kalau dulu para eksportir berpromosi itu secara tradisional misalnya ikut pameran atau datang ke luar negeri untuk memasarkan produk mereka. Sekarang dengan adanya era digital ini memudahkan para eksportir kita untuk memasarkan produk mereka tanpa harus mengeluarkan biaya sebanyak dulu. Tentunya ini sangat bagus untuk menggenjot perdagangan luar negeri kita," katanya, pada workshop masterclass dengan tema Luaskan Pasar Lokal dan Global dengan Menguasai Pemasaran Digital, di Medan, Kamis (22/8/2019).
Bahkan jika UKM ikut pameran dimana harus bayar transportasi, akomodasi dan bayar sewa lahan, produknya belum tentu laku. Jadi bisa pulang ke Indonesia dengan membawa kerugian. Itu sebabnya dengan era digital ini semua sudah lebih mudah dan bisa menjadi virtual exhibition. Pelaku usaha bisa memanfaatkan media ini untuk promosi.
Cuma dari pemerintah, katanya, juga memastikan bagaimana kemampuan si pemilik produk terutama yang skala UMKM ini. Karena banyak yang order, tapi mereka bingung bagaimana mengekspornya. Itu yang sering dishare ke pelaku usaha yang menggunakan media sosial. Karena media sosial ini hanya pemasaran. Setelah mendapatkan order, banyak hal lagi yang mesti ditindaklanjuti.
Pelaku UKM ini harus belajar bagaiamana trade dengan pihak buyer. Juga perbankan. Bagaimana mendapatkan pembiayaan. Begitu juga dari sisi kualitas, mungkin tampilannya bagus di media sosial, rupanya aslinya tidak dan mengecewakan buyernya. Untuk menjamin ini, makanya biasanya kalau buyer sudah melihat di media sosial, mereka minta dikirimkan sample dulu baru dikirimkan barang sesuai order.
"Jika sesuai, baru order. Harus memastikan sample juga harus sesuai dengan keinginan buyer. Jangan sampai tidak sesuai dengan yang diposting di media sosial," kata Ari.
Memang dengan produk ekspor yang didominasi makanan dan minuman, pemerintah juga memberikan pendampingan terutama dari sisi packaging. Karen jika berbicara pasar global, tidak hanya rasa tapi juga packaging.
Terus karena makanan menyangkut hidup orang banyak, harus dilihat dari sisi higienisnya. Itu untuk ekspor juga harus terdaftar di BPPOM negara tujuan negara. Memang aturannya lebih ribet dibandingkan produk handcraft. Tapi karena potensi pasarnya luas, maka jumlahnya juga terus meningkat.
"Ini sangat bagus. Dari pemerintah sendiri, karena kekurangan produk ini dari sisi packaging, mencoba mengkolaborasikan antara pelaku UKM dengan desainer produk dan kemasan bagaimana menghasilkan yang bagus. Dengan begitu, produknya berstandar internasional," kata Ari.