Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Bank Indonesia (BI) sudah menurunkan bunga acuan hingga 50 basis poin (bps) menjadi 5,5%. Penurunan ini dilakukan bank sentral karena ekspektasi inflasi yang terjaga dan sebagai langkah pre emptive menghadapi gejolak perekonomian global.
Jika bunga acuan sudah turun, apa saja dampaknya?
Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) Ryan Kiryanto menjelaskan langkah BI diyakini akan berdampak positif untuk sektor perbankan dan sektor riil sehingga mampu menjadi stimulan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di atas 5% tahun ini.
"Signal yang diberikan BI adalah ke depan semua pihak harus terus mewaspadai perkembangan ekonomi global yang terindikasi melambat sehingga BI merasa perlu menjaga ketahanan atau resiliensi ekonomi domestik melalui penetapan suku bunga acuan yang akomodatif (dovish)," kata Ryan, Jumat (23/8/2019).
Dia menyebutkan, saat ini hanya tinggal menunggu kebijakan fiskal dari pemerintah yang akomodatif melalui serapan anggaran yang lebih agresif untuk menguatkan kebijakan moneter BI yang dinilai sudah akomodatif.
Sebelumnya Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, ada tiga alasan mengapa BI memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuannya. Pertama adalah rendahnya perkiraan inflasi hingga 2020.
"Rendahnya prakiraan inflasi yang berada di bawah titik tengah sasaran 3,5% plus minus 1% akan tetap berada dalam sasaran 3% pada 2020," kata dia di kantor BI, Jakarta Pusat, Kamis (22/8/2019).
Kedua, lanjut dia, adalah kepercayaan bahwa imbal hasil investasi masih akan menarik meski suku bunga acuan BI turun.(dtf)