Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Gerakan Suluh Kebangsaan mengajak semua pihak untuk mengedepankan dialog dalam menyelesaikan persoalan di Papua. Gerakan Suluh Kebangsaan juga mendorong TNI dan Polri menindak tegas oknum aparat yang bersikap rasis dan diduga memicu kerusuhan di Papua.
"Kita menyerukan kepada semua pihak, kepada aparat, kepada pemerintah, kepada tokoh-tokoh agama, tokoh LSM, tokoh adat, tokoh gerakan untuk sekarang ini mulai melakukan pendekatan dialog-dialog yang konstruktif dan persuasif," kata Penggagas Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud Md, di Hotel Sahid Jaya, Jalan Jendral Sudirman Kav 86, Jakarta Pusat, Jumat (23/8/2019).
Mahfud meminta segala bentuk kekerasan dihentikan. Sebab, kata Mahfud, tindakan kekerasan itu dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat.
"Kekerasan supaya dihentikan. Tindak kekerasan yang meresahkan masyarakat dan melumpuhkan kegiatan-kegiatan ekonomi, kegiatan sehari-hari masyarakat di beberapa daerah itu terganggu supaya dihentikan melalui persuasi dan dialog yang konstruktif," sambungnya.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini juga ingin pelaku diskriminasi ras ditindak secara tegas. Bagi Mahfud, Papua adalah bagian tak terpisahkan dari Indonesia.
"Kedua, tentu sesudah suasananya tenang sudah berhenti lalu disisir masalahnya, penegakan hukum. Penegakan hukum tidak bisa dihindarkan kepada siapa saja. Pertama, tentu kepada pemicu yang menimbulkan sentimen rasis, penyataan yang memicu rasis karena itu tidak boleh. Papua itu adalah bagian Indonesia. Papua adalah saudara kita. Papua adalah tanah air kita juga, bagian tanah air Indonesia. Oleh sebab itu harus mendapatkan perlakuan yang sama dan pelayanan yang sama dari pemerintah," ucap Mahfud Md.
Berikut lima poin pernyataan Gerakan Suluh Kebangsaan dalam menyikapi perkembangan situasi di Papua:
1. Semua pihak untuk menahan diri dan berpartisipasi aktif dalam menciptakan suasana kondusif di Papua
2. Pemerintah termasuk TNI-Polri perlu mengedepankan dialog konstruktif bersama tokoh-tokoh Papua untuk mencari jalan keluar terbaik demi kepentingan masyarakat Papua dan NKRI
3. Semaksimal mungkin Pemerintah mengambil tindakan damai yang cepat, terencana, dan tepat sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku sehingga tidak jatuh korban lagi
4. Pihak aparat penegak hukum agar menindak tegas oknum pelaku rasisme yang memicu kerusuhan dan mencegah terjadinya lagi kejadian serupa
5. Semua komponen bangsa selalu menjunjung tinggi persamaan derajat sebagai sesama bangsa Indonesia, mencegah terjadinya tindakan diskriminatif, menghargai local values.
Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh bangsa. Tokoh yang hadir di antaranya, Mahfud Md, Romo Franz Magnis-Suseno, Alwi Shihab, Alissa Wahid, Simon Patrice Morin, Komarudin Hidayat, Quraish Shihab, Romo Benny Soetrisno, Ahmad Suaidi, hingga Istri Presiden ke-4 Indonesia Sinta Nuriyah Wahid. dtc