Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-New York. Harga minyak terus mengalami penurunan setelah China membalas Amerika Serikat (AS) dengan pemberlakuan tarif terhadap barang AS senilai US$ 75 miliar.
Mengutip Reuters, Sabtu (24/8/2019), ketegangan dagang ini memang sangat mempengaruhi perekonomian global.
Misalnya, harga minyak mentah Brent yang turun 58 sen atau sekitar 1% menjadi US$ 59,34 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun US$ 1,18 atau 2,1%, menjadi $ 54,17 per barel. Harga minyak WTI memang terus turun 1,3% pada minggu ini.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan China menyebut akan mengenakan tarif tambahan 5% atau 10% untuk sekitar 5.078 produk yang berasal dari AS. Termasuk minyak mentah, produk pertanian seperti kedelai dan pesawat kecil
Langkah ini dilakukan sebagai pembalasan untuk Presiden Trump yang meminta perusahaan AS untuk hengkang dari China dan membuat produk di dalam negeri.
Presiden Ritterbusch and Associates, Jim Ritterbusch mengungkapkan titik temu perdamaian kedua negara ini belum terlihat dalam waktu dekat.
"Kami masih melihat kebuntuan perdagangan antara AS dan China yang berpotensi bearish," ujarnya.
Selain pengaruh ke harga minyak, kekhawatiran pada industri manufaktur juga meningkat. Pasalnya industri ini terus mengalami kontraksi terus menerus.
Broker dari PVM, Stephen Brennock mengatakan sejumlah pihak khawatir dengan harga minyak.
"Ada perasaan gelisah dan khawatir dengan ketegangan yang terjadi saat ini," jelas dia.
Selain itu, ketegangan yang terjadi di Timur Tengah juga membuat para investor cemas. Menteri luar negeri Iran mengungkapkan pada Jumat dirinya bertemu dengan Presiden Macron terkait perjanjian nuklir yang sudah diteken pada 2015 lalu.
Iran mengungkapkan mereka tak akan lagi patuh dengan Eropa. Kecuali jika Eropa menemukan solusi yang memungkinkan Teheran bisa menjual minyak tanpa dibayangi sanksi dari AS.(dtf)