Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan lokasi rencana kepindahan ibu kota. Namun dari hasil sigi Lembaga Survei KedaiKOPI, sebanyak 39,8% responden menyatakan ketidaksetujuannya terhadap perpindahan ibu kota. Sedangkan yang setuju sebesar 35,6% dan 24,6% memilih untuk tidak beropini.
Survei yang dilakukan pada tanggal 14-21 Agustus 2019 ini juga menemukan bahwa 95,7% responden yang berasal dari DKI Jakarta mengekspresikan ketidaksetujuannya terhadap kepindahan ibu kota. Sementara 48,1% responden dari pulau Kalimantan menyatakan setuju terhadap rencana perpindahan ibu kota. Responden dari pulau Sulawesi memiliki prosentase terbesar untuk persetujuan terhadap rencana pindahnya ibu kota dengan 68,1% sepakat ibu kota pindah.
"Penduduk DKI Jakarta tentu saja yang paling terdampak dari rencana perpindahan ini, tidak mengherankan jika mereka paling banyak yang tidak setuju," kata Kunto Wibowo, Direktur Eksekutif KedaiKOPI, dalam keterangan tertulis, Senin (26/8/2019). Kunto menambahkan bahwa belum adanya kejelasan tentang apa yang akan terjadi di DKI Jakarta setelah perpindahan ibu kota dan minimnya informasi tentang usaha pemerintah untuk meminimalisir dampak negatif kepindahan Ibu kota dari Jakarta menyebabkan ketidakpastian yang memicu reaksi negatif dari penduduk Jakarta.
Sementara Hendri Satrio, pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI, mengatakan, pengumuman lokasi baru Ibu kota Indonesia di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, hanya menjadi wacana jika tanpa ada persetujuan dari DPR RI.
Hendri menambahkan, ada tiga alasan mengapa Jokowi mengumumkan lokasi Ibu kota baru Indonesia yang baru. Pertama, ingin cepat memberikan legacy kepada Indonesia. Kedua, sudah percaya diri bahwa DPR akan menyetujui rencana ini melihat komposisi perolehan kursi koalisi pemerintah yang di atas 50%. Ketiga, kajian mengenai pemindahan ibu kota yang sudah lengkap dan menyeluruh.
Pria yang biasa dipanggil Hensat ini juga mengatakan bahwa rencana pemindahan ibu kota ini sudah baik namun proses yang ada harus dikomunikasikan dengan rakyat agar tidak terkesan terburu-buru. "Alasan utamanya harus disampaikan kenapa ini harus segera pindah, sehingga masyarakat Jakarta, Kaltim dan rakyat Indonesia juga bersiap", kata Hensat.