Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Panyabungan. Para anggota DPRD Mandailing Natal (Madina), Sumatra Utara yang baru dilantik didesak memperjuangkan kembalinya program beasiswa bagi mahasiswa miskin berprestasi. Desakan itu disampaikan Ketua DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Madina, Tan Gozali kepada medanbisnisdaily.com, di Panyabungan, Rabu (4/9/2019).
Tan Gojali mengungkapkan bahwa beasiswa bagi warga miskin berprestasi sudah beberapa tahun terakhir ditiadakan Pemkab Madina. Sebelumnya, beasiswa ini telah berjalan beberapa tahun. Masing-masing mahasiswa memperoleh Rp 5 juta per tahun yang bersumber dari APBD Madina. Pihak Dinas Pendidikan Madina tak pernah memberitahu publik alasan penghentian beasiswa ini.
“Oleh karena itu, kita mendesak anggota DPRD Madina yang baru dilantik agar meningkatkan kepekaan, dan memperjuangkan kembalinya beasiswa itu,” ujar tan Gozali.
Tan Gozali mengaku, mahasiswa selalu datang mempertanyakan bagaimana nasib kelanjutan beasiswa. Sementara pihak legislatif memiliki kekuatan politik menekan pemerintah daerah untuk menghidupkan kembali beasiswa tersebut.
Beasiswa itu sangat urgen dan penting mengingat banyak mahasiswa yang memiliki kecerdasan namun terancam gagal kuliah akibat kesulitan ekonomi orangtua.
“Sayang sekali jika para mahasiswa cerdas gagal kulaih akibat kondisi keuangan orang tua mereka,” katanya.
Padahal, Madina membutuhkan generasi yang ber-SDM tinggi dalam dinamika pembangunan daerah ke depan. Sebab,Madina akan tetinggal jika tak mempersiapkan genarai yang cerdas.
Banyak generasi yang berpotensi harus menahan cita-cita hanya karena kemiskina orang tua. “Lantas mengapa beasiswa itu dihentikan? Bukankah pemerintah mampu secara APBD untuk itu?” keluh Gozali.
APBD Madina 2019 saja sudah Rp 1,5 triliun, tetapi pemerintah daerah seolah tak punya hati nurani, lemah visi pendidikannya. Padahal pagu dana untuk beasiswa ini tak besar. Penyaluran beasiswa terakhir berpagu sekitar Rp 1,4 miliar untuk sekitar 280 mahasiawa yang terseleksi.
Menurutnya, masih banyak pos-pos anggaran di APBD yang tidak efisien, terkesan tak memiliki hubungan erat dengan pembangunan masyarakat. Kenapa untuk beasiswa yang sangat penting justru diabaikan.
Dia berharap APBD Madina kedepan harus benar-benar memberi manfaat bagi pembangunan masyarakat. Harus benar-benar fokus kepada penyelesaian hal-hal mendasar termasuk bantuan bagi mahasiswa miskin berprestasi.
Oleh karena itu, DPRD Madina masa jabatan 2019-2024 jangan lemah dan jangan kecolongan yang hanya mengikuti apa saja program yang diajukan pemerintah daerah.
Beasiswa miskin berprestasi dimuai sejak tahun 2013 yang ditampung di APBD Madina. Namun, mulai sirna sejak tahun 2016 lalu. Pihak Pemkab Madina tak pernah terdengar mempublis apa penyebab penghantian program itu.