Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Peternak mengeluhkan harga ayam hidup di tingkat peternak anjlok. Total kerugian ditaksir Rp 1,7 triliun sampai Rp 2 triliun bila dihitung secara nasional khusus untuk peternak kecil. Karenanya, ratusan peternak pun menggeruduk kantor Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution.
Hal itu disampaikan salah satu peternak yang ikut demo, Sugeng Wahyudi. Dia juga merupakan Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan).
"Kalau saya hitung dari Januari, kalau saya rata-rata Rp 2 triliun itu (total kerugiannya). Untuk peternak-peternak kecilnya saja itu loh, belum yang perusahaan-perusahaan. Kalau perusahaan-perusahaan kan populasinya lebih banyak," kata dia di depan kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (5/9/2019).
Hitung-hitungannya adalah, jumlah produksi ayam peternak kecil secara nasional adalah 18 juta ekor per minggu. Rata-rata berat ayam adalah 1,6 kilogram (kg). Jadi totalnya 28,8 juta kg dan dikalikan 52 minggu yaitu menjadi 1.497.600.000 kg per tahun.
Selanjutnya 1.497.600.000 kg ayam hidup per tahun yang diproduksi peternak kecil dikalikan Rp 1.200 yang merupakan estimasi kerugian minimal per kg ayam. Maka total kerugiannya adalah Rp 1,7 triliun atau dibulatkan menjadi Rp 2 triliun.
Ditemui detikFinance di lokasi demo, beberapa peternak memang mengeluhkan kerugian akibat harga ayam hidup anjlok. Misalnya Dadang peternak dari Cisarua. Dalam sebulan dia bisa menghasilkan 1.000 ekor ayam.
Biaya produksi sampai ayam siap dijual adalah Rp 25.000. Karena harga anjlok ayam tersebut dijual Rp 18.000. Artinya dia menanggung kerugian Rp 7.000 per ekor. Bila dikalikan 1.000 ekor, kerugiannya mencapai Rp 7 juta per bulan.
"Sudah rugi Rp 7 ribu, per ekor saja. Kalau kita pelihara 1.000 ekor, berapa Rp 7.000 kali 1.000," sebutnya.
Di lokasi yang sama, Hendi yang merupakan pegawai di peternakan ayam di Bogor juga merasakan hal yang sama. Dia sehari-hari mengaku mengurusi ayam milik bosnya yang berjumlah 30.000 ekor.
Dari peternakan tersebut, ayam hidup dijual Rp 12.000 per ekor, sedangkan biaya produksinya Rp 18.000. Ada kerugian Rp 6.000 yang ditanggung.
"Memang ngeluh bos itu sering rugi ya. Kan sekarang harga ayam sampai Rp 12.000 ya. Kalau misalkan produksinya Rp 18.000 kan sudah rugi Rp 6.000 ya. Jadi setahun belakangan ini sering rugi," tambahnya.(dtf)